Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya, yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI), serta PT Phillip Sekuritas meresmikan Pusat Penelitian Pasar Modal Syariah pertama di Indonesia, Centre of Research for Islamic Capital FPEB UPI.
Pembangunan pusat penelitian tersebut dalam rangka mendorong peningkatan riset akademik terkait pasar modal syariah di Indonesia. Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI merupakan perluasan fungsi dari Galeri Investasi Syariah Bursa Efek Indonesia (GIS BEI) yang selama ini sudah berjalan di FPEB UPI.
Pendirian ini juga bertujuan untuk dapat mendorong hadirnya riset ilmiah terkait pasar modal syariah yang aplikatif bagi para pelaku industri sehingga kesenjangan antara penelitian akademis dengan praktik industri dalam pengembangan pasar modal syariah di Indonesia semakin berkurang.
Baca juga: Awas! Bahaya Laten Crowding Out dari Ketatnya Likuiditas di Pasar
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan bahwa, dengan hadirnya Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI ini, maka peranan GIS BEI dalam mendukung pengembangan pasar modal syariah di Indonesia menjadi lengkap.
“Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI bukan hanya sebagai pusat kegiatan edukasi tetapi juga sebagai pusat penelitian pasar modal syariah,” ucap Jeffrey dikutip 4 Februari 2025.
Sementara itu, Rektor UPI yang dalam sambutannya diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Organisasi, dan Sistem Informasi UPI Prof Agus Rahayu, M.P. turut menyambut baik perluasan fungsi GIS BEI menjadi pusat penelitian pasar modal syariah Indonesia yang pada akhirnya dapat mendorong inovasi pasar modal syariah.
“Centre of Research for Islamic Capital Market FPEB UPI ini tidak hanya menjadi wadah akademik, tetapi juga menggerakkan fungsi inovasi, hilirisasi, dan komersialisasi dalam pengembangan pasar modal syariah,”ujar Agus.
Pusat penelitian tersebut diharapkan juga dapat mendorong hadirnya penemuan dan inovasi baru yang bermanfaat bagi pengembangan industri sehingga dapat menciptakan industri pasar modal syariah yang lebih inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Adapun, pasar modal syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Ini tercermin dari peningkatan jumlah saham syariah dan jumlah investor syariah selama lima tahun terakhir.
Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Penguatan Pengelolaan Investasi di Pasar Modal
Hal itu terlihat pada periode 2019-2024, jumlah saham syariah yang tercatat di BEI telah meningkat sebesar 53 persen dari 429 saham syariah menjadi 656 saham syariah pada 2024, dengan jumlah investor syariah juga meningkat 147 persen dari 68.599 investor menjadi 169.397 investor.
Selain itu, pasar saham syariah juga mendominasi pasar saham Indonesia, kapitalisasi pasar saham syariah menguasai 55 persen dari total kapitalisasi pasar saham dan nilai rata-rata transaksi harian saham syariah menguasai 55 persen dari rata-rata transaksi harian saham per 31 Januari 2025. (*)
Editor: Galih Pratama