Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu di periode 28 Oktober hingga 1 November mengalami penurunan sebesar 2,46 persen menjadi berada pada level 7.505,25 dari posisi sebelumnya 7.694,66.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengatakan terdapat dua sentimen dari global maupun domestik yang memberikan dampak langsung ke pelemahan IHSG.
Dari sisi global, sentimen yang mempengaruhi pelemahan IHSG adalah terkait dengan Pemilihan Umum Amerika Serikat (Pemilu AS) yang saat ini masih memanas antara Donald Trump dengan Kamala Harris.
“Kalau ekonomi besar seperti Amerika kan pasti ada impactnya ke emerging market, termasuk Indonesia. Hanya, kembali lagi, apapun hasil dari pemilu di AS, bagaimana pun nanti kebijakan ke depannya, saya yakin pemerintah kita juga akan melakukan antisipasi,” ucap Jeffrey dalam keterangannya di Jakarta, 5 November 2024.
Baca juga: Saham TUGU Naik Daun di Kuartal III 2024, Potensi Investasi Menarik hingga Akhir Tahun
Menurutnya, pemerintah pasti telah menyiapkan berbagai antisipasi untuk mempertahankan fundamental ekonomi Indonesia, juga perusahaan-perusahaan lainnya.
“Jadi investor tetap harus memantau, mengikuti, tapi kembali lagi ke fundamental dan investor harus mengambil keputusan secara rasional,” imbuhnya.
Sementara sentimen domestik berasal dari adanya rencana Presiden RI, Prabowo Subianto untuk melakukan penghapusan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kurang lebih sebanyak 6 juta kreditur dari kalangan petani dan nelayan.
Jeffrey menjelaskan, hal tersebut memicu pelemahan IHSG yang disebabkan oleh psikologi pasar atau respons para investor terhadap rencana pemutihan kredit. Padahal, jika dicerna secara rasional kredit-kredit tersebut sudah tidak masuk ke dalam buku perbankan dan pihak yang dimaksud sudah tidak dapat mengajukan kredit.
“Kalau dibersihkan, mereka bisa mulai kredit baru lagi, itu kan ada potensi untuk pergerakan pertumbuhan ekonomi. Mungkin begitu yang direncanakan oleh pemerintah,” ujar Jeffrey.
Baca juga: BEI Bakal Grand Launching Single Stock Future Bulan Depan
Jeffry menjelaskan, pergerakan IHSG yang menguat ataupun melemah saat ini merupakan cerminan dari respons pasar terhadap sentimen-sentimen yang ada. Sehingga, ia tidak dapat menargetkan apakah IHSG akan menyentuh level 7.900 atau bahkan tembus di posisi 8.000 hingga akhir tahun 2024.
Hanya saja, untuk saat ini BEI telah mencapai target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Rp13 triliun dan pertumbuhan investor yang bertambah sebanyak dua juta investor. (*)
Editor: Galih Pratama