Pasar Modal

BEI Bakal Luncurkan Implementasi Intraday Short Selling di Kuartal I 2025

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan rencananya untuk melakukan implementasi Intraday Short Selling (IDSS) pada kuartal I 2025.

Transaksi IDSS merupakan bagian dari transaksi short selling yang penyelesaian posisinya dilakukan pada hari bursa yang sama atau net off position di akhir hari. Namun, transaksi IDSS hanya perlu melakukan perjanjian terpisah dengan transaksi short selling.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, sebelumnya telah menyampaikan bahwa, dua aturan turunan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 6 Tahun 2024 yang terkait dengan transaksi short selling telah dirilis tepat enam bulan setelah POJK tersebut diterbitkan.

Baca juga: BEI Optimistis Short Selling Dorong Peningkatan Likuiditas

Dua aturan tersebut antara lain, peraturan II-H dan III-I. Peraturan II-H yang dimaksud tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi margin dan transaksi short selling, sementara untuk peraturan nomor III-I tentang keanggotaannya, yakni keanggotaan margin dan/atau short selling.

“Nah, dengan diberlakukannya dua peraturan ini, tentunya perdagangan dan keanggotaan untuk margin dan short selling bisa segera disesuaikan oleh rekan-rekan anggota bursa,” ucap Jeffrey dalam keterangannya dikutip, 4 Oktober 2024.

Jeffrey juga menjelaskan, kedua aturan tersebut bertujuan sebagai best practice dari bursa-bursa lain di seluruh dunia yang diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di pasar dan pembentukan harga yang terjadi di pasar akan menjadi lebih wajar.

Adapun, BEI optimistis layanan transaksi short selling tersebut dapat meningkatkan likuiditas sekitar 5-17 persen yang didukung oleh kenaikan transaksi yang terjadi.

Baca juga: BEI Bidik 100 Pengguna Jasa Karbon di Akhir 2024

Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Firza Rizqi Putra menuturkan, kenaikan transaksi ataupun likuiditas masih akan bergantung pada kesiapan anggota bursa (AB), sehingga untuk tahap awal, BEI menargetkan kenaikan tersebut naik sekitar 3 persen.

“Di bursa-bursa lain mungkin untuk tahap awal tergantung dari kesiapan AB-nya, dan juga karena di tahap awal masih intraday mungkin kita bisa targetkan 3 persen mungkin di awal,” ujar Firza dalam kesempatan yang sama. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

8 Perusahaan Asuransi Berada dalam Pengawasan Khusus OJK

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga akhir September 2024 masih terdapat delapan perusahaan… Read More

34 mins ago

Perluas Layanan, Bank INA Buka Kantor Cabang Baru di Sunter

Jakarta – Bank INA resmi membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP) Sunter, yang beralamat di Ruko… Read More

3 hours ago

Heboh Isu Uang Rp10 Ribu Emisi 2005 Tak Berlaku Lagi, Begini Penjelasan BI

Jakarta – Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim merespons terkait kabar uang Rp10.000 tahun… Read More

3 hours ago

Aset Asuransi Syariah Rp45,75 Triliun, OJK Terus Dorong Upaya Spin Off UUS

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kontribusi premi dari asuransi syariah meningkat 2,90 persen… Read More

3 hours ago

Bank Pembangunan Islam Salurkan Pembiayaan Rp111,48 Triliun ke RI

Jakarta – Islamic Development Bank Group (IsDB) atau Bank Pembangunan Islam telah menyalurkan pembiayaan sekitar USD7,2 miliar… Read More

3 hours ago

Jajaki Asuransi Warga Desa, Asta Kanti Jalin Kemitraan Strategis dengan DPP Desa Bersatu

Jakarta – Perusahaan pialang asuransi PT Asta Kanti Insurance Broker menandatangani kerja sama strategis dengan… Read More

4 hours ago