BEI Bakal Grand Launching Single Stock Future Bulan Depan

BEI Bakal Grand Launching Single Stock Future Bulan Depan

Labuan Bajo – PT Bursa Efek Indonesia (BEI)  berencana akan melangsungkan grand launching dari instrumen investasi Single Stock Future (SSF) pada pekan kedua November 2024.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam Capital Market Journalist Workshop di Labuan Bajo, 31 Oktober 2024. 

Ia juga menuturkan, dalam grand launching instrumen Single Stock Futures tersebut akan dilakukan bersama dengan tiga Anggota Bursa (AB).

“InsyaAllah minggu 11 November ini, kita akan grand launching (SSF) sudah ada tiga Anggota Bursa dan kita harapkan juga pada saat launching sudah ada transaksi itu,” ucap Iman pada sesi workshop.

Baca juga: 36 Perusahaan Melantai di Bursa, BEI Himpun Dana Rp5,42 Triliun

Adapun, BEI sebelumnya menargetkan SSF sebagai transaksi produk keuangan derivatif akan meluncur pada kuartal I-2024, namun baru dilakukan soft launching pada tanggal 12 Agustus 2024 yang lalu.

Di mana, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menuturkan, mundurnya target peluncuran produk Single Stock Futures tersebut disebabkan oleh kondisi pasar yang masih fluktuatif dan belum siapnya anggota bursa untuk memasarkan produk tersebut.

“Saat ini pasar sudah menunjukkan perubahan arah yang mungkin bisa menuju ke bulish (kenaikan), yang kedua alasan saya waktu itu adalah menunggu kesiapan anggota bursa derivatif. Saat ini sudah ada satu anggota bursa derivatif yang diberikan izin oleh bursa untuk menyelenggarakan perdata sekuritas,” ucap Jeffrey dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal di Jakarta, 22 Agustus 2024.

Baca juga: BEI Gelontorkan Capex Rp275 Miliar untuk Pengembangan JATS

Sebagai informasi, Single Stock Futures sendiri akan semakin melengkapi produk derivatif yang telah dimiliki oleh BEI, seperti LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesia Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures.

Produk derivatif Single Stock Futures memiliki kelebihan dari sisi modal transaksi yang lebih kecil dibandingkan transaksi saham, memiliki ketentuan realisasi keuntungan lebih cepat, fee transaksi yang rendah, menggunakan mekanisme yang mirip dengan transaksi saham, dan dapat memperoleh keuntungan di saat pasar sedang turun. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News