Jakarta – Berbagai industri terus berupaya memberi dukungan dalam mewujudkan transisi ke energi bersih di Indonesia. Seperti PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) yang telah berkolaborasi dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia dan WWF Indonesia untuk menyelenggarakan program Climate Solutions Partnership (CSP), sebuah inisiatif program komprehensif dari Grup HSBC berdurasi lima tahun dan diluncurkan sejak 2021.
Clorinda Wibowo, Senior Manager of Energy and Sustainable Business WRI Indonesia menjelaskan, kebutuhan akan sumber energi yang hijau baik dalam level global maupun nasional saat ini semakin masif. Dalam level global, terdapat sebuah inisiatif berjudul RE100 yang merupakan komitmen dari 400 perusahaan, di mana 96 di antaranya berasal dari Indonesia, untuk mencapai 100 persen listrik terbarukan di daerah operasionalnya.
Merespons permintaan yang tinggi terkait listrik hijau tersebut, Program CSP mendukung perusahaan utilitas terkemuka di Indonesia dalam mengembangkan produk kelistrikan hijau yang disebut dengan Green Energy as A Service (GEAS) sejak tahun 2023.
“Program CSP mendorong kolaborasi antar industri, rantai pasoknya, hingga para pembuat kebijakan untuk dapat sama-sama mengakselerasi transisi energi. Selain GEAS, misalnya, kami juga mengupayakan percepatan penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yakni limbah biomassa,” ujarnya, Kamis, 29 Februari 2024.
Baca juga: ASEAN dan Kanada Jajaki Kolaborasi Strategis di Energi Bersih
Clorinda menambahkan, bekerjasama dengan salah satu mitra rantai pasok dari salah satu produsen pakaian ternama, program CSP telah berhasil melakukan uji pilot konversi boiler dari bahan bakar batu bara ke limbah biomassa. Meski demikian, penggunaan limbah biomassa masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
“Menyadari hal tersebut, kami turut memberikan masukan ke kebijakan terkait dan berkolaborasi dengan Direktorat Bioenergi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta menganalisa panduan penggunaan biomassa untuk industri yang berisikan aspek teknis, analisa ketersediaan bahan baku, dan opsi finansial serta investasi untuk penggunaan alternatif tenaga panas (heat) seperti biomassa berkelanjutan,” tambahnya.
Program CSP juga melihat adanya kesempatan besar untuk mempercepat transisi energi yang berkeadilan melalui efisiensi energi. Meski dipandang sebagai suatu hal yang mudah dilakukan, nyatanya masih banyak pihak menganggap efisiensi energi tidak memberikan imbal hasil yang setimpal dengan upaya dan biaya yang dikeluarkan.
Di satu sisi, menurut Dewi Rizki Chief Conservation Officer Yayasan WWF Indonesia, mencapai nol bersih harus dilakukan secara paralel dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan.
“Oleh karenanya keduanya harus dapat diatasi secara berimbang antara mempercepat transisi energi terbarukan dengan menjaga keanekaragaman hayati. Apabila risiko ini dapat diatasi dengan baik, maka akan dapat memacu investasi dari sektor swasta yang sampai saat ini masih sangat rendah,” ungkapnya.
Melihat bahwa percepatan transisi memerlukan pendekatan yang komprehensif, maka dukungan sektor jasa keuangan dalam menyediakan berbagai skema pembiayaan akan membantu sektor industri melangkah ke arah transisi yang diperlukan. Itulah mengapa program CSP menghimpun berbagai pelajaran guna menjadi percontohan bagi rencana transisi para pelaku di dalam industri.
“Tujuan program ini adalah mempercepat pengadopsian energi terbarukan dan memobilisasi investasi sektor swasta, serta mendukung transisi ke energi bersih di Indonesia, dengan fokus kepada sektor komersial dan industri,” ujar Francois de Maricourt, Presiden Direktur HSBC Indonesia di kesempatan yang sama.
Baca juga: Gandeng MRT Jakarta, PGN Percepat Upaya Transisi Energi Bersih
Francois menambahkan bahwa perkembangan yang dicapai program CSP selama tiga tahun terakhir merupakan langkah penting dalam perjalanan mendukung sektor industri dan komersial bertransisi ke energi terbarukan.
“Berbagai pelajaran yang kami peroleh sejauh ini, akan menjadi bahan rekomendasi terhadap berbagai kebijakan dan insentif yang diperlukan untuk mengkomersialisasi energi terbarukan dalam skala besar di Indonesia. Program CSP hadir untuk menggabungkan pengetahuan, wawasan dan jaringan global yang dimiliki masing-masing mitra kami untuk mendukung transisi Indonesia menuju nol bersih,” pungkasnya. (*) Ayu Utami