Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus berkomitmen dalam melaksanakan transformasi berkelanjutan, melalui empat aspek utama dalam strategi mereka, yang meliputi pemulihan bisnis, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa dengan strategi tersebut, diharapkan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai.
“Mengenai strategi bisnis, lanjut Ermy, kini Waskita fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengadakan Komite Manajemen Risiko, untuk menilai risiko dan kelayakan proyek, sebelum Waskita memutuskan untuk mengambil suatu proyek dan melakukan tender,” ujar Ermy dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.
Baca juga: Proyek Bendungan Rukoh Waskita Karya Serap 80 Persen Tenaga Kerja Lokal
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa peningkatan kompetensi pegawai juga menjadi bagian dari strategi bisnis yang dijalankan, dengan Perseroan terus melaksanakan pelatihan dan sertifikasi untuk menjawab tantangan pasar ke depan.
“Waskita juga telah menerapkan lean construction atau metode konstruksi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses, serta menerapkan optimalisasi penyerapan stock. Selain itu, pengembangan program Value Stream Booster (VSB) turut dilakukan guna mendeteksi potensi deviasi biaya sejak dini dan akurat,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, penguatan Governance, Risk, and Compliance (GRC) terus dilakukan, salah satunya dengan memenuhi Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko di Perseroan. Peningkatan fungsi manajemen risiko ini telah dilakukan melalui asesmen Risk Maturity Index (RMI), serta memastikan fungsi legal berjalan dengan baik.
Inovasi Digital dan Teknologi untuk Efisiensi
Lalu pada bidang operasional, Perseroan mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan perencanaan Last Planner System (LPS).
Sementara untuk inovasi digital lainnya, Perseroan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) pada beberapa pembangunan proyeknya, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan.
Dua aplikasi AI yang digunakan adalah AI Pavement Crack Detection yang bertujuan membantu Waskita mendeteksi kerusakan jalan, sekaligus sebagai target tidak adanya kegagalan dalam proses konstruksi atau zero defect.
Baca juga: EMTEK Borong Saham di SCMA, Nilainya Segini
Kemudian guna memastikan para pekerja mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), perseroan memanfaatkan teknologi AI APD Inspection yang berfungsi juga sebagai upaya mencapai target tidak adanya kecelakaan kerja atau zero fatality.
Pada sisi penguatan Tata Kelola Teknologi Informasi (TI), Waskita sudah melakukan sejumlah pengembangan sistem informasi, di antaranya pembuatan Dashboard Management Terintegrasi dan beberapa perbaikan pada sistem keuangan Perseroan, guna mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR).
Selain itu dilakukan pula beberapa Langkah pencegahan dan penguatan atas risiko keamanan siber (Cybersecurity) yang Waskita lakukan Bersama Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN).
“Melalui penggunaan AI tersebut, penghitungan jumlah dan jenis kerusakan secara otomatis bisa dilakukan lebih efisien, sehingga dapat mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol. Waktu inspeksi yang dapat diefisiensi mencapai 40 persen lebih cepat,” jelas Ermy.
Penyehatan Keuangan dan Restrukturisasi
Berikutnya transformasi pada sisi penguatan Tata Kelola Teknologi Informasi (TI), Waskita sudah melakukan sejumlah pengembangan sistem informasi, di antaranya pembuatan Dashboard Management Terintegrasi dan beberapa perbaikan pada sistem keuangan Perseroan, guna mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR).
“Secara keseluruhan, ultimate goals transformasi Waskita yang dilakukan adalah terciptanya operational excellence secara berkesinambungan. Kami akan selalu berupaya untuk menyelesaikan proyek-proyek dengan mutu terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien,” tutur dia.
Penyehatan Keuangan dan Restrukturisasi
Adapun dari sisi penyehatan keuangan masih menjadi prioritas Waskita, di antaranya dengan menjalankan restrukturisasi. Seperti diketahui, Perseroan telah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP), dengan nilai outstanding sebesar Rp31,5 triliun.
Baca juga: Mirae Asset Dorong Investor Manfaatkan Volatilitas dengan Teknologi AI
Sementara, berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III-2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1,03 triliun dibandingkan pada periode sama tahun lalu sebesar Rp773,93 miliar.
Gross Profit Margin (GPM) Perseroan juga meningkat menjadi 15,19 persen, dari sebelumnya 9,90 persen pada kuartal III-2023. EBITDA Waskita pun melonjak 141 persen, dari Rp252 miliar menjadi Rp609 miliar per September 2024. (*)
Editor: Yulian Saputra