Jakarta – BTPN Syariah terus memperkuat kapasitas masyarakat inklusi di Tanah Air. Salah satunya, memberikan akses pengetahuan dan pendampingan agar nasabah tetap tumbuh.
Langkah ini terbukti tidak membuat perseroan meninggalkan atau mengurangi berbagai program yang digulirkan untuk segmen ultra mikro ditengah kondisi yang masih menantang.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan, semenjak awal berdiri 2010, BTPN Syariah secara sadar memilih segmen ultra mikro dalam menciptakan kesempatan tumbuh bersama dan mewujudkan hidup yang lebih berarti.
“Artinya, lebih dari satu dekade BTPN Syariah telah menjalankan komitmennya kepada masyarakat inklusi,” katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu 7 Februari 2024.
Baca juga: Jadi Bank Global, Bagaimana Nasib Segmen Pensiunan Bank BTPN?
Ia menjelaskakn, program unggulan yang dimiliki Bank saat ini salah satunya program Bestee, ditujukan untuk membuat usaha nasabah lebih berkembang.
Di mana, program Bestee melibatkan ribuan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat inklusi dengan pendampingan dan berbagai pelatihan.
“Bank memberikan program pendampingan yang naik kelas melalui program Bestee yang melibatkan mahasiswa. Sejauh ini, sudah lebih dari 49 ribu ibu-ibu nasabah yang mendapatkan pendampingan dari 1.821 mahasiswa dalam memajukan usahanya di lebih dari 827 kecamatan di Indonesia,” paparnya.
Selain itu, kata dia, BTPN Syariah juga memberikan berbagai program reward, di mana salah satunya nasabah akan mendapatkan insentif jika rutin hadir di kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS).
Semua program tersebut merupakan upaya BTPN Syariah agar masyarakat inklusi bertahan dan tetap tumbuh di tengah kondisi yang masih menantang seperti sekarang. Adapun, berbagai program pemberdayaan BTPN Syariah ini telah berdampak langsung terhadap ibu-ibu nasabah.
Berdasarkan hasil survei Poverty Probability Index (PPI) terhadap nasabah yang sudah bergabung dalam lima tahun terakhir, tercatat bahwa jumlah keluarga yang memiliki tempat tinggal layak meningkat menjadi 94,6 persen, memiliki toilet layak meningkat menjadi 85,3 persen, serta jumlah keluarga dengan anak bersekolah terus meningkat menjadi 92,5 persen.
Baca juga: Salurkan Pembiayaan Rp11,9 Triliun, Ini Fokus BTPN Syariah ke Masyarakat Inklusi
Tak hanya itu, survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) menunjukkan bahwa nasabah BTPN Syariah mengalami penurunan kemiskinan ekstrem sebesar 7,4 persen setelah 3 tahun menjadi nasabah.
Dari sisi kinerja, meski kondisi belum sepenuhnya pulih pasca pandemi covid-19 terutama bagi segmen ultra mikro, BTPN Syariah tetap mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun disertai rasio keuangan yang sehat dan kuat dengan return of asset (RoA) 6,3 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) 51,6 persen sepanjang 2023.
Sementara, Bank juga terus menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat inklusi sebesar Rp11,38 triliun. (*)