Jakarta – Pandemi Covid-19 telah berdampak signifikan pada industri hotel dan taman rekreasi. Penurunan jumlah pengunjung dan pembatasan sosial menyebabkan keuntungan berkurang. Lalu, cara-cara apa yang dilakukan pengusaha-pengusaha di industri hotel dan taman rekreasi agar dapat terus bertahan?
Ketika diundang oleh Satgas Covid, Pengusaha Hotel di Solo, Sona Maesana mengakui bahwa telah terjadi penurunan keuntungan hingga 70%. Tak hanya itu, tingkat occupancy rate juga berkurang drastis hingga menyentuh single digit yang semula bisa mencapai pada angka 50% hingga 60%.
Untuk menyiasatinya, Ia menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan begitu, customer akan merasa aman ketika menginap di hotelnya.
“The Sunan Hotel Solo memutuskan untuk tetap beroperasi dengan standar protokol kesehatan yang sangat ketat. Pada bulan April, kita langsung menerapkan standar kesehatan, seperti penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, pengisian data diri. Lalu, semua karyawan kita juga kita fasilitasi dengan alat kesehatan yang lengkap,” ujar Sona pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa, 20 Oktober 2020.
Senada dengan Sona, Safitri Siswono, Pengusaha Taman Rekreasi juga menerapkan protokol kesehatan ketat pada semua taman rekreasinya. Walau harus tutup selama 4 bulan, ia yakin bisnisnya dapat tetap bertahan di tengah pandemi.
“Kalau untuk outdoor, kita mendesinfektan seluruh area rekreasi selama 4 kali sehari. Di area rekreasi kami, masuk harus pakai masker dan karyawan juga setiap hari di cek suhu tubuhnya. Selain itu, Kita berusaha untuk membatasi jumlah pengunjung dan juga menjaga jarak antara pengunjung,” jelas Safitri.
Untuk terus bertahan, Sona dan Safitri memiliki beberapa strategi bisnis. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi digital untuk mengurangi kontak fisik. Selain itu, dua pengusaha ini juga terus mencari ceruk-ceruk bisnis yang dapat digarap agar bisnisnya tak hilang ditengah pandemi. (*) Evan Yulian Philaret