Begini Bentuk Konsistensi SRC dalam Besarkan Toko Kelontong di RI

Begini Bentuk Konsistensi SRC dalam Besarkan Toko Kelontong di RI

Jakarta – Sampoerna Retail Community (SRC) turut berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Jaringan toko kelontong di Indonesia ini rutin melakukan pendampingan dan pembinaan toko kelontong yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, ekosistem SRC telah merasakan dampak yang kuat dan luas. 

Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Romulus Sutanto mengatakan, SRC memasuki momen penting untuk melanjutkan komitmennya dalam mendorong keberlanjutan UMKM Indonesia agar makin berdampak.

Pada Mei 2024, SRC merayakan hari jadinya yang ke-16 tahun. Di momen tersebut, sekaligus merefleksikan kembali perjalanan 16 tahun ini dan melihat bahwa pendampingan dan pembinaan SRC telah membawa pengaruh positif yang signifikan.

Baca juga: Hingga Maret 2024, BSI Salurkan Pembiayaan UMKM Rp46,62 Triliun

“Hari Ulang Tahun Ke-16 SRC ini akan menjadi momen penting untuk melanjutkan komitmen SRC dalam mendorong keberlanjutan UMKM Indonesia agar makin berdampak #JadiLebihBaik untuk Indonesia,” katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 30 Mei 2024.

Ia menilai, bagaimana ekosistem SRC bertransformasi dan berdampak, melalui pemberdayaan dan membangun SDM yang kuat dan solid. 

Toko kelontong yang bergabung dengan SRC juga memiliki nilai tambah, yaitu lebih fleksibel dan dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan. 

“Mereka dapat memanfaatkan skala ekonomi dan dukungan kolektif untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dampak yang diciptakan oleh SRC terhadap ekosistemnya. Pertama, aspek Kemampuan Usaha, terjadi peningkatan kemampuan usaha setelah pembinaan berkelanjutan tentang pengelolaan toko dan manajemen keuangan. 

Identitas toko yang rapi, bersih, dan terang mencerminkan tempat belanja kebutuhan harian yang nyaman untuk pelanggan.

Baca juga: Begini Cara BRI Dukung UMKM Rambah Pasar Global

Kedua, aspek relasional, di mana anggota SRC menjadi lebih tanggap, tangguh, dan mampu membagikan motivasi, pengetahuan, dan pengalamannya kepada sesama pemilik toko kelontong. 

Anggota SRC bergabung dalam Paguyuban untuk saling berbagi informasi, saling mendukung dan mendorong kemajuan bisnis, serta aktif melaksanakan berbagai kegiatan sosial atas inisiatif paguyuban.

Ketiga, aspek kepercayaan diri, di mana 92% anggota SRC merasakan peningkatan kepercayaan diri dan mampu membuat perubahan, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sehari-hari, meningkatkan kesejahteraan keluarga, hingga memberi manfaat bagi komunitas di sekitarnya.

Menurut Romulus, dampak pembinaan SRCIS terhadap toko kelontong telah menyentuh bagian yang paling penting yakni individu pemilik toko SRC dan keluarganya. 

“Kami yakin dan bersyukur, bahwa komitmen pembinaan dan pendampingan SRC selama 16 tahun kepada UMKM Toko Kelontong telah memberi dampak positif yang telah dirasakan secara nyata baik oleh anggota SRC dan keluarganya, UMKM secara umum, masyarakat, dan untuk perekonomian Indonesia,” bebernya. 

Saat ini, ekosistem SRC di Indonesia secara konsisten didorong untuk membangun kebiasaan baik dan memiliki semangat tinggi untuk maju, yang dapat dimulai dari satu langkah kecil setiap harinya. 

Untuk itu SRCIS menginisiasi Gerakan 1 Hari 1 Upaya 1 Capaian dengan tujuan memperkuat nilai dan karakter dari pemilik toko SRC secara individu, dan mengembangkan kekuatan jaringan toko kelontong SRC sebagai komunitas UMKM yang meningkat omzetnya, berkembang tokonya, dan berdampak besar membawa Indonesia #JadiLebihBaik.

Pembinaan SRCIS terhadap toko SRC telah mendorong peningkatan daya saing yang ditandai dengan peningkatan omzet sebesar 42% setelah bergabung dengan SRC. 

Tidak hanya itu, inovasi dan kreativitas juga tercipta di mana toko SRC berhasil mengembangkan usahanya setelah menjadi anggota SRC. Sebanyak 77% toko SRC berhasil memperluas jenis usahanya, yang bervariasi mulai dari penjualan produk digital, jasa pembayaran, agen, dan aplikasi. 

Toko kelontong yang bergabung di SRC juga didampingi dalam proses adaptasi digital melalui ekosistem digital AYO by SRC. 

Riset Kompas Gramedia (KG Media) 2023 menunjukkan kontribusi SRC bagi perekonomian nasional, di mana total omzet di seluruh Toko SRC secara nasional diperkirakan mencapai Rp236 triliun pada tahun 2022 atau setara dengan 11,36% dari produk domestik bruto (PDB) Retail Nasional (Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil dan Sepeda) senilai Rp2.077,43 triliun.

Ekonom Senior sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan pendampingan dan pembinaan UMKM menjadi penting karena kontribusi dan peran penting UMKM sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia. 

Ia mengemukakan, 61 persen Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi Indonesia disokong oleh aktivitas para pelaku UMKM. Oleh karena itu, Fithra mengapresiasi SRCIS yang secara konsisten telah hadir membina dan mendampingi UMKM.

 “SRC sudah ada selama 16 tahun, artinya sudah berjalan secara berkesinambungan. Apa yang dilakukan SRC harus jadi contoh bagi yang lain dalam pengembangan UMKM, dan bahkan pemerintah dapat menerapkan community based ecosystem ini,” katanya.

Fithra juga mengapresiasi peran aktif SRC terhadap kemajuan UMKM, masyarakat sekitarnya, dan perekonomian. Menurutnya, SRC dapat menjadi contoh program pemberdayaan UMKM yang berdampak positif. 

“Kalau satu komunitas saja sudah bisa menyumbang begitu besar, jika pemerintah bisa mengembangkan komunitas lain pasti akan sangat bermanfaat sekali. Tidak ada salahnya menjadikan SRC sebagai salah satu contoh buat pengembangan komunitas UMKM lainnya,” ujarnya. 

Selain itu, Fithra mengatakan kolaborasi lintas sektor dalam pemberdayaan UMKM sangat penting dalam menciptakan UMKM yang memiliki nilai, sehingga mencapai kemajuan.

“Bayangkan jika satu UMKM dengan UMKM lainnya terkonsolidasi dengan baik. itu bisa benar-benar meningkatkan value dan bisa mencapai market yang lebih besar. Terkonsolidasi artinya ada dalam satu komunitas yang bisa saling membantu, saling berkomunikasi, apalagi di era digital kolaborasi itu menjadi lebih penting dibandingkan kompetisi,” pungkasnya.

Related Posts

News Update

Top News