Tips & Trick

Beberapa Alasan Pengajuan KTA yang Tidak Dianjurkan

Bicara soal kemudahan mengajukan pinjaman dan prosesnya yang cukup cepat, mungkin akan terbesit dipikiran Kita satu produk perbankan satu ini. Ya, betul sekali, Pinjaman uang lewat Kredit Tanpa Agunan adalah salah satu produk perbankan yang cukup laris diminati oleh nasabah lantaran dokumen persyaratannya yang sedikit, tanpa agunan dan yang paling penting adalah prosesnya yang cepat. Popularitas ini juga didukung karena adanya berbagai situs financial technology seperti cermati.com yang semakin membantu akses produk KTA.

Namun jangan senang dulu, sebagai salah satu kredit tanpa agunan, KTA membebankan reduksi risiko tersebut pada bunga kredit. Tak heran, bunga KTA bisa mencapai 20% dari total pinjaman. Angka yang cukup fantastis bukan? Belum lagi masalah biaya biaya lainnya yang terbilang cukup mencekik jika kita akumulasikan. Katakanlah biaya provisi, biaya denda keterlambatan, serta biaya percepatan pelunasan.

Oleh karenanya, Anda sebagai calon nasabah, tentunya harus mampu mengatur sebaik mungkin alokasi dana KTA tersebut. Jangan sampai dana pinjaman KTA yang Anda gunakan menjadi kredit buruk alias kredit konsumtif yang ujung ujungnya justru Anda teliti hutang yang tak ada ujungnya.

KTA, Fleksibel untuk Berbagai Kebutuhan

Manfaat dana KTA bersifat fleksibel, ini artinya Anda bisa mengalokasikan dana tersebut untuk apapun, misal untuk investasi usaha, atau membeli peralatan peralatan tempat usaha Anda. Namun jika Kita berbicara soal fleksibilitasnya, KTA pun memiliki sisi negatif karena bisa dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan yang sifatnya konsumtif dan belum terlalu dibutuhkan.

Awalnya memang mungkin terlihat mudah untuk konsisten membayar tagihan KTA. Namun sayangnya banyak yang kewalahan usai mengambil tawaran top up KTA. Wah, jika sudah seperti ini, yang ada hutang tak ada putus putusnya.

Nah, sekadar informasi, kali ini Kita akan membahas mengenai beberapa asumsi yang perlu Anda perhatikan dalam memanfaatkan dana KTA.

1. KTA untuk Modal Usaha
Bagi sebagian orang, modal usaha seringkali menjadi kendala dalam mengembangkan bisnis mereka, baik itu bisnis yang baru ataupun yang telah berjalan. Banyak orang yang nekat menggunakan KTA untuk kebutuhan modal tersebut, karena dana yang didapat cukup besar, hingga Rp 200 juta. Jumlah ini tentu dapat mencukupi kebutuhan modal usaha, terutama usaha dalam skala kecil menengah dan tidak membutuhkan sejumlah modal yang sangat besar. Beberapa jenis KTA dari bank DBS atau Standard Chartered memiliki limit yang besar yang bisa Anda pertimbangkan.

Sebelum menggunakan dana KTA sebagai modal usaha, maka ada baiknya untuk melakukan perhitungan yang cermat atas pengembalian modal tersebut kepada pihak bank. Sejumlah dana pinjaman ini akan menjadi beban di dalam keuangan perusahaan, jadi selalu pastikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk selalu membayar cicilan setiap bulannya.

2. KTA untuk Membeli Perabotan Rumah Tangga

Karena sifat alokasi dananya yang fleksibel, sering kali KTA digunakan untuk membeli barang barang yang sifatnya konsumtif. Konsumtif disini dalam artian bukanlah sebagai media untuk mendapatkan penghasilan tambahan melainkan hanya memuaskan nafsu berbelanja yang urgensinya tidak ada.

Hal tersebut tentunya tak tepat, pertinbangannya adalah hutang sepatutnya digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya produktif. Namun jika memang membeli perabotan tersebut sifatnya urgent, cobalah untuk memperhitungkan terlebih dahulu sebelum mengajukan KTA untuk membeli perabot rumah tangga. Jangan sampai cicilan KTA justru mengganggu keuangan Anda dimasa yang akan datang.

3. KTA untuk Dana Darurat

Bicara mengenai KTA, jenis kredit satu ini banyak sekali peminatnya lantaran kemudahan dalam proses pencairan. Tak butuh waktu berbulan bulan. Rata rata lembaga perbankan mencairkan dana KTA hanya dalam jangka waktu seminggu. Bahkan ada beberapa pihak bank yang mencairkan dana hanya dalam satu hari.

Hal tersebut tentu saja bisa Anda manfaatkan untuk kebutuhan yang sifatnya urgent. Misal, untuk biaya pengobatan, renovasi rumah pasca gempa bumi, dan lain sebagainya. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan KTA, alangkah lebih bijaknya jika Anda memikirkan segala risiko yang bisa Anda alami dengan cara menyisihkan sejumlah dana untuk emergency fund. Fungsinya tentu untuk kebutuhan yang sifatnya tak dapat ditolak atau di kesampingkan lagi.

Tak perlu pusing, kini berbagai macam produk perbankan bisa Anda manfaatkan untuk menyisihkan dana emergency fund. Misal, deposito atau investasi yang memiliki risiko rendah dan likuiditas tinggi, atau Anda juga bisa menggunakan asuransi unit link, selain mengasuransikan diri, Anda pun bisa berinvestasi.

4. KTA untuk Biaya Liburan

Karena sifat alokasi dana KTA yang fleksibel, beberapa orang justru menyalahgunakan untuk kebutuhan yang sifatnya hanya untuk senang senang. Misal, untuk biaya tambahan liburan. Karena liburan akan menjadi kegiatan yang cukup konsumtif, tentu saja hal ini bertentangan dengan yang telah Kita bahas sebelumnya.

Belum lagi masalah cicilan yang tiap bulan menghantui Anda. Tak lucu bukan, liburan sudah selesai tapi Anda masih harus tetap membayar cicilan yang mana didalamnya terdapat pokok hutang dan bunga?

Cobalah untuk berfikir lebih dewasa, jangan hanya menuruti kemauan namun tak memikirkan kualitas keuangan dimasa mendatang. Kemudian, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah liburan Anda yang didanai oleh KTA tersebut sebanding dengan hutang cicilan yang harus Anda bayar tiap bulannya?

5. KTA untuk Biaya Nikah

Tak dimungkiri lagi, kebutuhan dana untuk acara pernikahan tak kecil dan sifatnya tentu konsumtif. Memang tak ada larangan untuk menyelenggarakan acara pernikahan secara mewah. Namun jika dana yang dimiliki terbatas, sepertinya dengan mengambil KTA sebagai dana tambahan akan terkesan terlalu memaksakan.

Rencanakanlah dengan matang keuangan untuk acara pernikahan Anda. Tentu saja dengan mengambil KTA untuk menyelenggarakan acara pernikahan yang mewah dan menjaga gengsi bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Seperti Kita semua ketahui, pernikahan yang sah adalah pernikahan yang sesuai dengan ajaran agama dan pencatatan pernikahan secara hukum. Pemerintah dan agama pun tak pernah mewajibkan masyarakat untuk mengadakan acara pernikahan secara mewah, jadi untuk apa terlalu memaksakan?

Perhitungkan Tingkat Risiko Sebelum Anda Mengambil Keputusan

Itulah beberapa hal yang patut Anda perhatikan sebelum memutuskan untuk mengambil KTA. Selalu perhitungkan tingkat risiko sebelum Anda mengambil keputusan. Semoga bermanfaat! (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

32 mins ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

37 mins ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

2 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

2 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

2 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

3 hours ago