Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku telah melakukan mitigasi risiko terhadap kreditur bermasalah pada PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). BCA juga telah mencatat angka kredit yang bermasalah tersebut mencapai sekitar Rp200 miliar.
“Kita ada eksposur sekitar Rp 200 miliar lebih sedikit dan kita sudah masuk collect. Karena NPL sejak Juni reserve secara full di sana karena finance company sulit recovery,” kata Direktur BCA, Rudi Susanto di di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.
Rudi berharap permasalahan tersebut tidak mempengaruhi angka kredit macet (NPL) BCA sebab angka kredit tersebut masih sangat kecil. Sebelumnya, SNP Finance mengalami gagal bayar untuk memenuhi kewajiban membayar bunga surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN).
Tercatat terdapat dua seri MTN yang bunganya belum dibayar yakni Rp5,25 miliar pada 9 Mei 2018 dan Rp1,5 miliar pada 14 Mei 2018 sehingga total Rp6,75 miliar. Proses gagal bayar tersebut dikhawatirkan membawa potensi risiko bagi beberapa bank sebagai kreditur.
Adapun 14 bank yang merupakan kreditur SNP Finance yakni Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Panin, Bank Resona Perdania, Bank J-Trust, Bank Nusantara Parahyangan, Bank Victoria, Bank China Trust, Bank Internasional Nobu, Bank Woori Saudara, Bank BJB, Bank Sinarmas, Bank Capital, dan Bank Ganesha. (*)