BCA Proyeksikan Porsi CASA Hingga 80%

BCA Proyeksikan Porsi CASA Hingga 80%

Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja tak menampik bahwa telah terjadi penurunan dana murah atau current account and savings account (CASA) BCA pada kuartal III 2017.

Sebagai informasi, porsi dana murah pada kuartal III-2017 tercatat sebesar 74,5% dari total dana pihak ketiga (DPK), porsi tersebut terlihat turun dari kuartal III 2016 sebesar 77,6%.

Jahja menjelaskan, penurunan dana murah atau CASA tersebut merupakan dampak dari kebijakan BCA yang sempat menaikan suku bunga deposito pada kuartal III tahun 2016 lalu.

“Memang pada waktu yang lalu kita sempat menaikkan suku bunga deposito, kalau enggak salah kuartal III tahun lalu kita naikan cukup signifikan dan kita menjaring cukup banyak nasabah. Saat suku bunga telah kembali diturunkan, entah kenapa nasabah masih terus menyimpan dana di deposito,” ujar Jahja di Menara BCA, Jakarta Senin 20 November 2017.

Dirinya juga mengaku tidak terlalu ambisius untuk mentargetkan angka CASA di posisi tertentu. Dirinya menilai, pelayanan yang optimallah yang menjadi strategi BCA untuk dapat meningkatkan porsi CASA tersebut.

CASA yang penting adalah pelayanan baik kepada nasabah antara lain seperti ATM, internet banking dan fasilitas transaksi yang baik. Itu merupakan salah satu strategi bisnis dari BCA yakni meningkatkan layanan fasilitas transaksi khususnya bagi pengguna tabungan dan giro BCA,” kata Jahja.

Mengenai target tahun depan, Jahja tidak menyebutkan secara detail, namun menurutnya capaian di range 74% hingga 80% sudah cukup memuaskan.

“Kita enggak target-targetkan tapi range CASA itu sekitaran antara 74% udah bagus sekali. 74% sampai 80% pun sebenernya oke,” ungkap Jahja.

Sebagai informasi, menurut data laporan keuangan BCA, pada kuartal III-2017 BCA telah mencatatkan Dana CASA Bank BCA tumbuh menjadi Rp428 triliun dengan komposisi CASA, dana giro tumbuh 14,7% yoy menjadi Rp144,7 triliun. Sedangkan dana tabungan meningkat 9,3% yoy menjadi Rp283,3 triliun.(*)

Related Posts

News Update

Top News