Jakarta–PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengklaim berupaya keras memaksimalkan keberadaan media sosial (sosmed) untuk mendukung perkembangan bisnis banknya ke depan.
Hal ini tidak terlepas dari kenyataan setengah nasabah perbankan saat ini adalah generasi Y, yang notabene sangat melek teknologi dan memiliki kecenderungan menggunakan perangkat mobile sangat tinggi.
“Mau enggak mau (bank) harus masuk ke sosmed,” tutur Head of Funding and Services Division BCA, Ina Suwandi dalam seminar yang diselenggarakan majalah Infobank bersama Multipolar dengan tema “Manuver Perbankan Menembus Generasi Digital – Perbankan Dahulu, Sekarang & Masa Depan”, Kamis, 9 Juni 2016.
Ia mengaku, dalam upaya memanfaatkan sosmed sendiri sempat menghadapi perdebatan di kalangan manajemen BCA, terjadi pro-kontra terkait dengan masuknya brand langsung bersentuhan dengan netizen.
“Ada pihak yang takut terekspos dengan cepat kalau masuk (ke sosmed). Pihak lain berpendapat lebih baik masuk daripada tidak tahu sama sekali isu-isu yang berkembang,” tukasnya.
BCA sendiri, akhirnya memutuskan masuk dan bersentuhan dengan netizen untuk mendukung layanan perbankan kepada masyarakat secara langsung. Lewat akun-akun di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, perseroan terus berupaya mendekatkan diri dengan generasi digital.
“Yang menjadi kunci adalah pada saat kita masuk sosmed harus siap memonitor dan meng-counter dengan baik apa yang ada di sana. Harus siap dan ada 1 tim yang siap untuk melakukan monitoring bahkan sampai 24 jam,” tandas Ina. (*)
Editor: Paulus Yoga