Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,5 triliun di sepanjang Semester I 2021. Capaian tersebut meningkat 18,1% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengingatkan bahwa perolehan laba tersebut tercapai karena basis perbandingan laba bersih yang lebih rendah pada triwulan II 2020. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya tingkat biaya kredit (Cost of Credit) saat awal pandemi COVID-19 di triwulan II tahun lalu.
“Kami melaporkan bahwa performa BCA solid pada semester I 2021. Hingga Juni 2021, kami melihat beberapa sektor ekonomi mulai bertumbuh. Dalam beberapa waktu ke depan, kami akan mencermati dinamika situasi, khususnya selama periode Kebijakan PPKM Darurat yang ditetapkan pemerintah sebagai respon pengendalian lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi belakangan ini,” tutur Jahja Setiaatmadja pada paparan kinerja Bank BCA, 22 Juli 2021.
Kemudian, BCA juga membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih sebesar 3,8% YoY menjadi Rp28,3 triliun pada semester I 2021. Di sisi lain, pendapatan non-bunga menurun tipis 1,2% YoY menjadi Rp10,2 triliun.
Penurunan ini sebagai dampak dari one-off gain dari penjualan portofolio reksa dana yang dibukukan tahun lalu, namun sebagian besar dapat diimbangi oleh kenaikan pendapatan fee dan komisi.
Pendapatan fee dan komisi naik 7,5% YoY, lebih tinggi dibandingkan level pra-pandemi, terutama ditopang oleh pulihnya pendapatan fee dari perbankan transaksi seiring dengan peningkatan jumlah nasabah dan volume transaksi. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp38,5 triliun atau naik 2,4% dari tahun lalu.
Dana Pihak Ketiga Bank BCA pada Semester I 2021 juga tercatat mengalami pertumbuhan. Current account and savings account (CASA) naik 21,0% YoY menjadi Rp697,1 triliun sementara deposito berjangka meningkat 6,8% YoY mencapai Rp198,2 triliun. CASA berkontribusi sebesar 77,9% dari total dana pihak ketiga per Juni 2021.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 17,5% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp895,2 triliun, sehingga mendorong total aset naik 15,8% YoY menjadi Rp1.129,5 triliun di akhir Juni 2021.
Permodalan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 25,3%, lebih tinggi dari ketentuan regulator, serta kondisi likuiditas yang memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,4%.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,1%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 16,6%. (*)