Jakarta – PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp28,6 triliun di sepanjang tahun 2019. Angka tersebut meningkat double digit atau 10,5% bila dibandingkan dengan perolehan laba bersih di akhir tahun 2018.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan laba bersih di sepanjang tahun lalu salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit yang tercatat sebesar Rp603,7 triliun, atau mengalami pertumbuhan 9,5% dibandingkan denga tahun sebelumnya.
“BCA berhasil mencatat pertumbuhan kinerja yang baik di tahun 2019 dengan kenaikan laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) sebesar 15,5% ditopang oleh pertumbuhan laba operasional sebesar 13,6%. Kepercayaan nasabah merupakan aset kami yang berharga serta merupakan fondasi pertumbuhan perbankan transaksi dan dana CASA,” ujarnya, di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
Dirinya mengungkapkan, posisi likuiditas yang memadai juga menjadi landasan dalam menangkap peluang-peluang bisnis di tahun 2019 dan membukukan pertumbuhan double digit pada segmen kredit bisnis.
Segmen bisnis masih menjadi segmen utama yang mendukung pertumbuhan kredit. Beberapa diantaranya, seperti kredit korporasi yang tumbuh 11,1% menjadi Rp236,9 triliun, kredit komersial dan SME sebesar 12,0% menjadi Rp202,9 triliun, dan kredit konsumer tumbuh 4,3% menjadi Rp158,3 triliun.
Sementara itu, segmen pembiayaan syariah mengalami peningkatan hingga 15,2% menjadi Rp5,6 triliun pada tahun lalu. Lalu, untuk non performing loan (NPL) tercatat di level 1,3% pada Desember 2019, dibandingkan 1,4% pada tahun sebelumnya.
Menurutnya, perseroan akan terus berkomitmen untuk melakukan investasi jaringan dan menciptakan inovasi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang.
Tercatat pula pertumbuhan rekening dana pihak ketiga sebesar 14,2%, dan hampir mencapai 22 juta rekening pada akhir 2019 melalui layanan pembukaan rekening online maupun di cabang. Sementara itu, deposito mengalami pertumbuhan sebesar 14,4% mencapai Rp172,8 triliun. Total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,0% menjadi Rp704,8 triliun.
“Kami akan mengkaji berbagai peluang bisnis dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tahun 2020. Komitmen dalam memahami kebutuhan nasabah dan beradaptasi terhadap dinamika lingkungan bisnis akan menjadi kunci dalam menangkap peluang-peluang bisnis ke depan. BCA akan kembali berinvestasi dalam memperkuat kapabilitas di bidang teknologi digital untuk terus meningkatkan keunggulan kompetitifnya,” pungkasnya. (*) Steven