Jakarta – PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) menargetkan kenaikan transaksi multilateral di 2019 sebesar 20 persen (year-on-year) menjadi 1,45 juta lot.
Menurut Direktur Utama BBJ, Stephanus Paulus Lumintang, secara historis pelaksanaan pemilihan umum presiden (Pilpres) tidak akan mempengaruhi aktivitas transaksi di BBJ. “Dampaknya tidak signifikan seperti saat Pilpres AS dan isu Brexit,” ujar Stephanus di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2019.
Dia menyebutkan, kegiatan transaksi di sepanjang tahun ini yang tidak jauh berubah dari 2018 tersebut, karena didukung oleh model investasi teknologi finansial yang berkembang di Indonesia.
Pada akhir 2018, kata Stephanus, pencapaian trnsaksi kontrak melampaui target yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) Kementerian Perdagangan sebanyak 1,2 juta lot. “Di 2018, kontrak multilateral melebihi target sebesar 11 persen menjadi 1,34 juta lot,” ucapnya.
Baca juga: JFX Bekukan Status Keanggotaan International Business Futures
Sementara itu, lanjut dia, kontrak bilateral di 2018 mengalami kenaikan 31,91 persen (yoy) dari 4,09 juta lot di 2017 menjadi 1,34 juta pada akhir 2018. “Kontrak multilateral yang banyak diperdagangkan di sepanjang 2018 adalah kontrak emas yang tercatat sebesar 576,85 lot atau 43 persen dari seluruhan kontrak,” kata Stephanus.
Dia menambahkan, kontrak terbesar kedua di 2018 ada pada komoditas kopi sebesar 513,16 ribu lot atau 38,4 persen dari volume multilateral, kontrak olein sebesar 183,08 ribu lot atau sebesar 13 persen dan kontrak kakao sebesar 62,72 ribu lot atau sebesar 4 persen dari keseluruhan kontrak multilateral. (*)