Jakarta – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta pada bulan Maret 2020 mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm) atau sedikit meningkat dari inflasi bulan Februari 2020 sebesar 0,27% (mtm).
Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menjelaskan, tingginya inflasi pada Maret 2020 dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada beberapa kelompok yakni Penyedia Makanan dan Minuman/Restoran; kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa lainnya; serta kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga.
Sementara itu, untuk kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, merupakan kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam inflasi Jakarta pada Maret 2020.
“Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK Maret 2020 tercatat sebesar 0,85% (ytd) atau 3,22% (yoy), tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0%±1%,” kata Hamid Ponco Wibowo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu 1 April 2020.
Dirinya menyebut, tekanan inflasi terbesar pada Maret bersumber dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dimana inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 0,94% (mtm) yang terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas bawang bombay, kangkung, dan gula pasir. Kenaikan harga pada komoditas bawang bombay menyumbang inflasi terbesar dengan kontribusi sebesar 0,15% (mtm).
“Tingginya inflasi bawang bombay disebabkan oleh terganggunya pasokan dari impor sebagai akibat dampak penanganan COVID-19 di negara asal komoditas tersebut, khususnya India,” ucap Hamid.
Sebagaimana dengan bawang Bombay, terbatasnya pasokan gula pasir menjadi faktor penyebab meningkatnya harga komoditas tersebut di pasar.
Meskipun demikian tekanan inflasi pada kelompok ini lebih rendah dari bulan sebelumnya karena tertahan oleh turunnya indeks harga-harga pada aneka cabai yaitu cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau, yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -12,64%, -11,40%, dan -8,16% (mtm). Selain itu, beras, yang mencatat deflasi -0,11% (mtm), ikut menahan laju inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau pada Maret 2020.
Sementara untuk Kelompok Penyedia Makanan dan Minuman/Restoran masih mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,13%, mtm). Kenaikan inflasi pada kelompok pengeluaran ini terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas nasi dengan lauk dan soto, dengan besaran kontribusi inflasi yang sama, yaitu masing-masing sebesar 0,03% (mtm).
Selanjutnya, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,17%, mtm), didorong inflasi komoditas emas perhiasan, dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,05% (mtm), seiring dengan kenaikan harga emas dunia. Kemudian kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm), disumbang oleh kenaikan harga sabun detergen bubuk/cair pada Maret 2020, dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,02% (mtm).
Pada bulan Maret 2020, kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar -0,15% (mtm). Deflasi yang terjadi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan terutama disumbang oleh penurunan harga laptop/notebook pada bulan Maret 2020.
Ke depan, BI terus konsisten dalam menjaga stabilitas harga serta koordinasi antara BI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPID dan forum-forum yang ada mendukung terjaganya inflasi Jakarta hingga Maret 2020. Koordinasi terus diperkuat di tengah pandemi COVID-19 yang saat ini tengah berlangsung.
Ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi terus dijaga di tengah wabah COVID-19, antara lain melalui penyediaan penjualan secara online dari pasar-pasar yang dikelola oleh BUMD Jakarta, yakni PT Food Station, Perumda Pasar Jaya dan PD Dharma Jaya, serta oleh BULOG Jakarta. Oleh karena itu kedepan, sinergi tersebut terus diperkuat sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0%±1%. (*)
Editor: Rezkiana Np