Jakarta–Merayakan hari ulang tahun Pusat Batik Nusantara (PBN) yang ke-7, Trade Mall (TM) Thamrin City, menggelar berbagai rangkaian kegiatan selama 4 – 6 Februari 2017, bertajuk “Bianglala Batik Nusantara.”
Berbagai Acara pun dihadirkan diantaranya bazaar batik, parade membatik dan edukasi batik untuk anak-anak, peragaan busana batik Carnaval on The Street di area car free day, peragaan busana batik Carnaval on The Stage di hall TM Thamrin City, dan pentas tari kolosal Bianglala Nusantara.
“Melalui berbagai edukasi dan inovasi program untuk pedagang maupun pembeli, TM Thamrin City kini semakin berkembang sehingga Pusat Batik Nusantara (PBN) menjadi barometer industri batik nasional. Perkembangan trend, mode, dan sentra distribusi batik kini mengikuti pada perkembangan pasar disini,” ujar AVP Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Surjani, di Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.
Salah satu pedagang yang dibina dari awal adalah Syaiful CH, pemilik kios Batik Madura, yang berjualan di Lantai Dasar, TM Thamrin City. “Awalnya saya berusaha Batik Madura dari nol, tetapi melalui berbagai pembinaan dan pembekalan, sekarang saya tahu pentingnya berkreasi untuk mengembangkan batik Madura sesuai trend pasar,” ujar Saiful.
Menurut Saiful, tersedianya koleksi batik yang semakin beragam di Pusat Batik Nusantara, membuat pedagang dan pembeli mempunyai banyak pilihan. Untuk mengelaborasi potensi batik Madura yang ditekuninya, Syaiful pun tidak segan untuk mempelajari berbagai referensi batik pesisir ini bahkan sampai ke Jepang.
“Saya kaget ketika menemukan referensi buku model batik Madura di Jepang yang sangat lengkap. Ini kesempatan untuk menampilkan ribuan corak Batik Madura hingga dikenal masyarakat luas,” kata Saiful.
Menurut pedagang dan pengrajin batik asal Tanjungbumi Bangkalan, Madura ini berdagang batik di TM Thamrin City usahanya terus berkembang dan saat ini telah memiliki 5 kios Batik Madura.
Saiful CH menambahkan, saat ini Ia melayani bisnis eceran maupun penjualan grosir, yang mampu mengirim hingga ratusan kodi label Batik Madura ke berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, seperti Medan, Banjarmasin, Makassar, Singapura, dan Kuala Lumpur. Kebanyakan batik tulis.
“Bagi saya dan keluarga besar yang mengembangkan Batik Madura disini, usaha ini sangat menguntungkan tidak hanya dari sisi omzet tetapi juga dapat ikut melestarikan budaya batik nusantara,”katanya.
Sementara itu, menurut Sindiwaty Mastra, manager hubungan masyarakat TM Thamrin City, Pusat Batik Nusantara kini dihuni sekitar 1.400 kios dan lapak batik, menjadikannya sebagai pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. Batik untuk perdagangan eceran maupun grosir. Kini lebih 20 sentra batik di berbagai daerah di Indonesia telah membuka kios di trade mall yang berada dibawah manajeman TM Agung Podomoro ini. Selain Batik Madura, juga terdapat ribuan corak batik dari Pekalongan, Batang, Yogyakarta, Bantul, Solo, Klaten, Sragen Lasen, Pati, Jepara, Cirebon, Ciwaringin, Betawi, Bogor, Garut, Bandung, Sidoarjo, Tulungagung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
“Kami mendatangi langsung sentra-sentra batik di daerah-daerah di Indonesia dan mengajak agar mereka mau membuka kios di TM Thamrin City. Karena kebanyakan pengusaha batik masih berpola bisnis tradisional yang merasa cukup berdagang batik di tingkat lokal, sehingga kami harus jemput dan memberi pengertian perlunya punya etalase di Jakarta,” ujar Sindiwaty.
Puncak acara pada 6 Februari 2017 dimeriahkan dengan hiburan musik Kangen Band, atraksi membatik oleh 60 pembatik tradisional, dan pemberian hadiah sepeda motor bagi pembelanja batik dengan jumlah terbesar pada hari 6 Februari 2017. Bekerjasama dengan Yayasan Agung Podomoro Land (APLN), juga dilakukan berbagai kegiatan CSR dan bhakti sosial donor darah pada 5 Februari 2017 dengan Palang Merah Indonesia cabang Kota Sukabumi. Acara puncak juga dihadiri Asisstant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Surjani; CEO Thamrin City, dan jajaran direksi dan manajemen Thamrin City. (*)
Editor: Paulus Yoga