Jakarta – Perubahan yang terjadi sangat cepat menuntut semua organisasi memiliki kultur yang adaptif. Menurut Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, setiap organisasi atau perusahaan memiliki culture yang berbeda-beda.
“Tapi culture yang sustainable adalah culture yang transparan, tidak kaku, dan komunikasi atas bawah lebah dekat,” ujarnya saat memberikan training kepada para manajer Infobank Media Group di Le-Meridien, Jakarta, 28 Maret 2022.
Selain itu, Batara juga menilai perlunya menerima diversity atau keragaman. Ia mencontohkan adanya diversity baik dari segi gender maupun generasi, seperti yang sudah menjadi budaya di Citi, termasuk Citi Indonesia.
“Misalnya dari tujuh director di Citi Indonesia, empat orang itu perempuan. Begitu juga dari generasi dan usia yang sangat beragam. So human capital diversity is our priority,” tandas Batara yang pernah memimpin Citi di 13 negara Eropa Timur sebelum ditugaskan memimpin Citi Filipina.
Batara mengatakan seorang pemimpin harus mampu mengelola perbedaan sebagai resources untuk memajukan organisasi. “We can not do everything alone. We need winning team, not superstars,” kata Batara.
Menurutnya, perbedaan seperti generasi masing-masing memiliki keandalan masing-masing, Batara pun tidak segan-segan belajar dari generasi X, Y, and Z. “Kami punya reverse mentoring. Satu bulan sekali saya menyempatkan bertemu mereka, bukan saya ngajari mereka, tapi mereka yang ngajari saya, misalnya saya tahu Tiktok itu dari mereka,” tutupnya. (*) KM