Jakarta – PT Barito Pacific (Perseroan) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman (term loan) sebesar 252,7 juta dollar AS dari Bangkok Bank Public Company Limited. Pinjaman ini akan digunakan Perseroan untuk membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berteknologi ultra-super critical di Suralaya, Banten, atau dikenal dengan nama Jawa 9 &10 yang dimiliki oleh PT Indo Raya Tenaga (IRT) yang merupakan perusahaan patungan antara anak usaha Perseroan yaitu PT Barito Wahana Tenaga dengan anak usaha PT Indonesia Power.
“pinjaman tersebut merupakan bagian dari kontribusi Perseroan dalam struktur pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2023/2024. Penyelesaian proyek ini merupakan bagian komitmen kami untuk mendukung target Pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi nasional,” kata Wakil Presiden Direktur Barito Pacific, Rudy Suparman, Jumat, 7 Agustus 2020.
Di tengah kondisi ekonomi Indonesia maupun global yang sedang mengalami tekanan, diperolehnya fasilitas pinjaman dari Bangkok Bank Company Limited ini menunjukan dukungan dan kepercayaan dari Bank Regional terkemuka kepada Perseroan.
“Tentunya pihak Bangkok Bank telah melakukan kajian baik terhadap Perseroan maupun atas proyek sebelum mengucurkan pinjaman. Perseroan pastinya juga akan terus menjaga struktur permodalan dan kondisi keuangan untuk memastikan berada pada batas aman“ ujar Rudy Suparman.
Seperti diketahui, Perseroan memperoleh peringkat idA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) saat melakukan penerbitan obligasi Rupiah beberapa waktu lalu.
PLTU Jawa 9 & 10 berkapasitas 2×1.000 MW nantinya akan menggunakan teknologi ultra super-critical, yaitu penerapaan teknologi rendah karbon dengan tingkat efisiensi tinggi atau High Efficiency and Low Emmission (HELE) seperti Clean Coal Technology (Super Critical dan Ultra Super Critical). Teknologi serupa kini banyak diterapkan di belahan dunia untuk menggantikan teknologi pembangkit yang sudah lama beroperasi.
Dengan teknologi terbaru Ultra Super-Critical layaknya pembangkit yang biasa digunakan negara-negara maju (OECD), PLTU Jawa 9 & 10 menggunakan konsumsi batubara yang lebih efisien dan handal, sekaligus lebih ramah lingkungan sesuai standar internasional terkini, dan lebih baik dibanding yang terdahulu.
Proyek ini dapat membantu Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca sebesar 25% pada 2025, sejalan dengan kesepakatan perubahan iklim di dalam Paris Accord. (*)