Perbankan dan Keuangan

Banyak UMKM Kesulitan Dapat Modal, Ternyata Ini Penyebabnya

Jakarta – Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih terkendala dalam memperoleh akses pembiayaan modal dari perusahaan pembiayaan, termasuk BUMN.

“Sebenarnya perusahaan pembiayaan itu termasuk BUMN ada dana yang berlimpah ingin disalurkan kepada UMKM,” kata Loto dalam acara Investortrust UMKM Connect, di Jakarta, Selasa (26/03).

Namun kata dia, lantaran terbentur aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentunya ada kualitas kredit yang harus dijaga dalam porsi-porsi tertentu.

“Sehingga perusahaan pembiayaan termasuk perusahan pembiayan BUMN berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan tersebut dan mengukur kemampuan membayarnya,” jelasnya.

Baca juga : OJK Ingin Pendanaan Fintech Lending 70 Persen di UMKM dan Produktif

Lebih lanjut, dari sisi ketersediaan pembiayaan ada banyak skema pembiayan yang disediakan baik tanpa agunan seperti program pendanaan usaha mikro kecil melalui dana TJSL maupun program group lending MEKAR yang disalurkan oleh PNM.

“Mereka sebenarnya bisa membayarkan tarif komersial walaupun mereka tidak punya agunan karena memang sudah terbentuk ekosistem yang baik sehingga karena prinsipnya tanggung renteng, mereka memilih mitra-mitra kelompoknya yang punya karakter yang baik dan menjaga kualitas kreditnya sehingga tidak harus menalangi apabila ada yang default,” bebernya.

Menurutnya, ada juga pembiayaan kredit KUR yang termasuk bank BUMN yang banyak menyalurkannya. Termasuk kredit komersial baik dengan skema gadai dan non gadai.

“Pemerintah juga membangun holding ultra mikro di mana semua BUMN yang menyalurkan pembiayaan kepada ultra mikro menjadi satu rumah. Di mana, BRI sebagai induk dan anak perusahaannya Pegadaian dan PNM,” tandasnya.

Baca juga : Menjadi Bekal UMKM Naik Kelas, Begini Cara BRI Tingkatkan Literasi Keuangan Nasabah

Sebagaimana diketahui, peran UMKM sangat besar bagi perekonomian negara, seperti berkontribusi lebih dari 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Belum lagi, 90% tenaga kerja di Indonesia dipekerjakan oleh UMKM.

Berdasarkan riset AFPI, penyaluran pembiayaan UMKM memang masih belum merata di Tanah Air. Di mana, masih terpusat di Jawa dan Bali, yakni 62% dari total pembiayaan UMKM pada 2022 yang sebesar Rp 1.400 triliun.

Padahal segmen dengan pertumbuhan tertinggi ada di kawasan Indonesia Timur dengan skala Ultra Mikro dan Mikro. Hingga kini, akses pendanaan masih terbatas di wilayah tersebut.

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

11 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

13 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

22 hours ago