Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, tutupnya beberapa ritel yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini merupakan fenomena yang terjadi akibat terus berkembangnya teknologi. Pasalnya, saat ini industri memang tengah berubah ke arah digital.
“Kalau soal ritel, karena dunia sedang berubah. Ada e-commerce, di kita khusus di Indonesia, ada fenomena yang namanya Indomaret, Alfamart, mart-mart itu memang mengubah konstelasi,” ujar Darmin di Jakarta, Jumat, 18 Januari 2019.
Untuk menghadapi itu, maka sejumlah ritel pun harus mengubah sistem bisnisnya mengikuti perkembangan yang ada (transformasi). Menurut Darmin, jika perusahaan ritel tidak segerah mengubah sistem bisnisnya ke arah digital, maka akan setiap saat akan ada saja ritel yang tutup.
“Itu pasti mesti ada yang tersingkir yaa,” ucap Darmin.
Tutupnya sejumlah ritel memang sudah terjadi di tahun lalu, dan kembali terulang di awal tahun ini. Salah satunya Hero Supermarket yang menyatakan telah menutup 26 gerai Giant. Penutupan 26 gerainya lantaran PT Hero Supermarket Tbk (HERO) tengah menerapkan efisiensi.
Asal tahu saja, sejauh ini, sudah ada 532 karyawan yang terdampak dari kebijakan efisiensi tersebut, sebanyak 92 persen karyawan telah mengerti dan memahami kebijakan efisiensi ini dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja.
Selain itu, PT Central Retail Indonesia juga berencana akan menutup gerai Central Department Store di Neo Soho pada 18 Februari 2019. Pihak manajemen menyampaikan bahwa penutupan bertujuan untuk menyesuaikan pola belanja masyarakat yang ingin lebih cepat dan efisien. (*)