Jakarta – Pilkada.AI, platform berbasis teknologi generative artificial intelligence (AI) dan big data, merilis tiga fitur baru untuk membantu calon kepala daerah (cakada) menyusun strategi kampanye. Platform besutan PT Elektawave Tekno Strategi itu diklaim bisa menghemat biaya kampanye pilkada hingga 40 persen.
Salah satu fitur terbaru Pilkada.AI adalah Video Generative AI. Fitur ini memungkinkan pembuatan video personalisasi secara masal dalam waktu singkat. Dengan satu kali rekam, AI akan menduplikasi ribuan video dengan nama konstituen berbeda-beda.
Template video juga beragam mulai dari ucapan selamat ulang tahun, khitanan, nikahan, hingga ajakan memilih. Fitur ini dapat digunakan kontestan pilkada untuk membuat video menarik dan relevan untuk kampanye.
CEO Pilkada.AI, Nadia Shabilla, mengatakan, Video Generative AI akan memudahkan calon kepala daerah membangun komunikasi yang lebih personal, dan mampu menjangkau konstituen dengan lebih efektif. Berkat fitur yang mampu menciptakan video personalisasi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, cakada bisa berkomunikasi dengan audiens-nya secara lebih dekat dan efisien.
“Kami berharap, melalui fitur ini cakada dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pemilih mereka melalui komunikasi yang lebih personal dan relevan,” ujar Nadia dalam keterangan resmi, Rabu, 30 Oktober 2024.
Baca juga: Kemenkeu Salurkan Dana Hibah untuk Pilkada Serentak Rp37,43 Triliun
Pilkada.AI yang diluncurkan Mei 2024 ini juga memperkenalkan fitur Pemantauan Media. Fitur ini berguna untuk memonitor persepsi publik terhadap cakada, secara real time. Fitur ini juga akan memberikan rekomendasi yang dihasilkan secara otomatis dengan dukungan AI. Hasil analisa ini akan memudahkan kontestan pilkada menyusun strategi kampanye.
Satu fitur baru lagi adalah Kamar Hitung. Inovasi Pilkada.AI ini akan memudahkan proses rekapitulasi suara secara real-time, mirip hitung cepat (quick count).
Relawan dapat mengambil foto kertas C1 hasil pemungutan suara di tiap TPS dan mengunggahnya ke aplikasi. Bisa juga dengan memasukan angka secara manual memastikan keakuratan data yang diunggah.
“Teknologi AI kami akan langsung memproses data tersebut, menghasilkan grafik secara real-time dari seluruh daerah pemilihan. Melalui fitur Kamar Hitung, rekapitulasi suara menjadi lebih cepat, mudah, dan fleksibel, membantu timses memantau hasil pemilu dengan efisien tanpa harus menghadapi kerumitan proses manual,”tambahnya.
Nadia menambahkan, tiga fitur baru itu melengkapi layanan yang ada di Pilkada.AI. Pilkada.AI menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif, dengan layanan mulai dari pemetaan politik, rekomendasi strategi dan komunikasi, hingga aplikasi untuk tim kampanye.
“Jadi bisa dikatakan, yang kami tawarkan adalah one stop service yang komprehensif. Kami tidak hanya memberikan alat atau fitur tunggal, tapi juga menyediakan solusi lengkap yang memungkinkan Cakada untuk mengelola kampanye mereka dengan lebih efisien dan efektif,” imbuhnya.
Baca juga: Ini Instruksi Jokowi kepada TNI-Polri Jaga Stabilitas Transisi Pemerintahan dan Pilkada 2024
Sebagai informasi, mengacu hasil survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2022 lalu, biaya yang dibutuhkan untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wali kota berkisar Rp20-Rp30 miliar. Sedangkan untuk level gubernur atau wakil gubernur, butuh sekitar Rp100 miliar. Tapi, berdasarkan rilis yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) angka itu bisa membengkak hingga di atas Rp400 miliar.
Penggunaan platform Pilkada.AI diklaim bisa menghemat biaya kampanye hingga 40 persen. Misalnya, dengan biaya mulai dari Rp300 juta sampai Rp1 miliar, tergantung wilayah dan level pilkada, kontestan bisa berbagai fitur Pilkada.AI untuk mendekatkan diri dengan pemilih. (*) Ari Astriawan