Jakarta – Bank Woori Saudara mencatatkan laba bersih tahun berjalan Rp697,86 miliar sepanjang 2023. Raihan laba ini turun 18,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibanding tahun 2022 yang menyentuh angka Rp860,57 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterima Infobanknews, penurunan laba bersih Bank Woori Saudara dipicu oleh penurunan pendapatan bunga bersih yang susut hingga 9,6 persen yoy menjadi Rp1,66 triliun.
Sejurus dengan itu, rasio margin bunga atau net interest margin (NIM) Bank Woori Indonesia ikut terkontraksi ke level 3,51 persen dari 4,31 persen di tahun 2022.
Baca juga: Melonjak 77,7 Persen, Laba CCB Indonesia 2023 Tembus Rp241,2 Miliar
Pun demikian dengan pendapatan berbasis komisi (fee based income) Bank Woori Saudara tahun lalu juga turun 27,63 persen yoy menjadi Rp231,34 miliar.
Di sisi lain, Bank Woori Saudara mencatatkan beban operasional lainnya membengkak menjadi Rp761,37 miliar pada 2023, dari sebelumnya Rp725,54 miliar di 2022.
Dari sisi rasio profitabilitas, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) Bank Woori Saudara ikut menyusut dari 2,32 persen di 2022, menjadi 1,72 persen pada 2023.
Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas return on equity/ROE) naik dari 11,4 persen pada 2022 menjadi 8,47 persen pada 2023.
Lalu, bagaimana dari sisi intermediasi? Bank Woori Saudara tercatat telah menyalurkan kredit Rp43,99 triliun sepanjang 2023 atau naik 9,79 persen dari tahun 2022 yang tercatat 40,06 trilun.
Hanya saja, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank Woori Indonesia membengkak dari 1,05 persen pada 2022 ke level 1,25 persen.
Baca juga: Naik 28,4 Persen, Laba PermataBank Sepanjang 2023 Tembus Rp2,6 Triliun
Sementara dari sisi pendanaan, Bank Woori Saudara telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp31,18 triliun pada 2023, naik 8,32 persen yoy.
DPK tersebut masih didominasi dana mahal yang bersumber dari deposito sebesar Rp21,78 triliun, sedangkan tabungan Rp3,8 miliar dan giro Rp5,5 miliar. Sedangkan untuk aset Bank Woori Saudara naik 6,45 persen yoy menjadi Rp54,82 triliun. (*)