Jakarta–PT Bank Syariah Bukopin sepanjang kuartal pertama ini menyalurkan pembiayaan sebesar Rp300 miliar, tumbuh sekitar 10% dari periode yang sama tahun 2015.
Direktur Bisnis Bank Syariah Bukopin Aris Wahyudi mengatakan, tahun ini optimis mencapai target pertumbuhan pembiayaan 25%
“Tahun ini Alhamdulillah, kemarin growth Rp300 miliar baru 3 bulan. Kalau setiap bulan bisa Rp100 miliar terus kita bisa tembus 25% pertumbuhan, semua masih on track,”kata Aris dalam acara Chat After Lunch di Jakarta, Kamis, 14 April 2016.
Aris mengatakan, penyaluran pembiayaan terbesar untuk multifinance yang mencapai 17%. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Perseroan diakuinya baru tumbuh 5% dibanding kuartal pertama 2015.
Ia mengaku penghimpunan DPK-nya terpengaruh oleh gejolak suku bunga. Dimana dalam waktu singkat, suku bunga acuan Bank Indonesia, BI rate turun 50 bps sejak Januari hingga Maret. Pasalnya, sekitar 70% DPK Perseroan merupakan deposito.
“DPK tumbuh walaupun di bawah, kan ini gejolak bunga turun, ini kita bingung, tapi kita lumayan, kita bisa 5%,” kata dia.
Sejak penurunan BI Rate, menurutnya BSB juga telah mengikuti dengan menurunkan imbal hasil deposito hingga 100-200 bps. Apalagi dengan arahan Pemerintah dan Otoritas yang menginginkan rezim suku bunga rendah.
Meski begitu ia mengaku, penempatan dana Pemerintah sejak penunjukan Bank Syariah Bukopin sebagai Bank Operasional 2.
“Jadi lembaga-lembaga pemerntah itu bisa buka rekening di bank-bank itu, di luar itu gak boleh, jadi dananya nanti larinya ke giro,” tambah Aris.
Ia memperkirakan dana murah di Giro hingga akhir tahun ini tumbuh hingga Rp900 miliar. (*) Ria Martati
Editor: Paulus Yoga