Poin Penting
- Multipolar Technology dan IBM Indonesia menilai bank harus membangun arsitektur real-time dan sistem terintegrasi untuk mempercepat transformasi digital.
- Integrasi data dan platform berbasis cloud memungkinkan analisis transaksi lebih akurat, efisien, dan meningkatkan pengalaman nasabah.
- Event-driven architecture (EDA) menjadi kunci dalam menciptakan sistem transaksi cepat, aman, dan responsif terhadap risiko digital.
Jakarta – Transformasi digital di sektor perbankan semakin menuntut sistem yang cepat, aman, dan terintegrasi. Dua pemain besar di bidang teknologi, Multipolar Technology dan IBM Indonesia, menilai bahwa kemampuan integrasi dan arsitektur berbasis event-driven menjadi kunci bagi bank untuk mempercepat layanan digital.
Elen, Department Head Middleware Cloud Platform Solution, Multipolar Technology Multipolar Technology mengatakan bahwa digitalisasi semakin masif pasca pandemi. Kondisi ini mendorong bank untuk memodernisasi aplikasi dan memperkuat keamanan sistem.
Menurutnya, integrasi antar aplikasi disebut bukan lagi pilihan. Kini, aspek tersebut mulai menjadi kebutuhan dasar dalam menjaga kecepatan dan efisiensi transaksi perbankan.
“Dan dari sana, bagaimana kita akan mengamankan bahwa integrasi antara satu aplikasi dengan yang lain, itu harus kita lakukan dengan aman,” katanya di acara Infobank Outlook 2026 bertajuk “Connected Banking Architecture: Real-time, Resilient, Revenue Ready”, yang diselenggarakan Infobank Institute bersama dengan Multipolar dan IBM, Selasa, 14 Oktober 2025.
Baca juga: BI Ungkap 5 Tren dan Tantangan Perbankan di Era Digital
Menurut Elen, integrasi data memungkinkan bank menganalisis pola transaksi nasabah secara lebih akurat dan real-time. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produk yang relevan, mendeteksi potensi risiko, hingga meningkatkan loyalitas nasabah.
Lebih lanjut, perbankan perlu memanfaatkan platform terpusat yang mendukung berbagai layanan digital, baik on-premise maupun berbasis cloud. Elen berujar, model microservices dan containerization, bank dapat mengembangkan layanan baru lebih cepat dan efisien.
“Integrasi, dalam bayangan saya, adalah bagaimana kita bisa memberikan satu tools yang bisa dengan mudah diakses. Kita bisa membangun semua servisnya itu atau kebutuhan aplikasinya atau layanan itu dalam satu platform yang sama,” ujarnya.
Event-Driven Architecture Jadi Tulang Punggung Sistem Real-Time

Senada, Customer Success Manager IBM Indonesia, Roni Kurniawan menjelaskan pentingnya event-driven architecture (EDA) untuk menopang sistem transaksi real-time.
Roni menilai, pendekatan EDA bukan hal baru, tetapi kini menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya jumlah transaksi digital yang menuntut kecepatan tinggi dan keandalan sistem.
“Misalnya, ada 1 kejadian, di mana 2-3 menit berikutnya, data tersebut sudah expired. Jadi sistem ini mencoba bagaimana semaksimal mungkin memanfaatkan value datanya tersebut. Sehingga sistemnya nanti memiliki kemampuan untuk lebih strategis,” kata Roni.
Baca juga: Begini Pemanfaatan Open API di Ekosistem Digital Bank BJB
IBM mencatat, 60 persen pemimpin IT global berencana memperluas penggunaan EDA untuk meningkatkan pengalaman nasabah dan memperkuat komunikasi antarunit bisnis. Sistem ini dinilai mampu memberikan respons instan terhadap setiap peristiwa transaksi yang terjadi di jaringan perbankan.
Dengan mengotomatisasi proses deteksi dan pemrosesan data transaksi, solusi tersebut diharapkan mampu membantu bank beralih dari sistem reaktif menuju sistem yang prediktif bahkan preventif terhadap risiko.
“Kita bisa lebih preventif, ataupun minimal proaktif. Jadi datanya masih bermanfaat bisa digunakan untuk mendorong aktivitas bisnis yang lebih produktif. Jadi ada kemampuan nanti untuk ambil keputusan di waktu yang kritis,” tutupnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso










