Poin Penting
- Bank Panin membukukan laba bersih Rp2,19 triliun, turun 4,37 persen yoy, meski laba operasional sebelum pajak naik 5,28 persen menjadi Rp4 triliun berkat efisiensi biaya operasional (-5 persen).
- Kredit turun 4,72 persen menjadi Rp141,99 triliun dan DPK terkoreksi 2,02 persen menjadi Rp149,99 triliun, di tengah permintaan kredit yang lemah dan suku bunga tinggi.
- Permodalan kuat dengan CAR 37,47 persen dan LDR konservatif 88,97 persen. Panin fokus mendorong dana murah lewat program Panin Super Bonanza 2025.
Jakarta – PT Bank Panin Tbk membukukan laba bersih konsolidasi (unaudited) Rp2,19 triliun di kuartal III 2025. Adapun laba operasional sebelum pajak dan cadangan tecatat sebesar Rp4,00 triliun atau naik 5,28 persen year on year (yoy).
Pencapaian tersebut berkat keberhasilan perseroan menekan biaya operasional sebesar 5,0 persen serta meningkatkan fee based income sebesar 5,53 persen, khususnya pendapatan dari transaksi Surat Berharga.
Presiden Direktur Bank Panin, Herwidayatmo mengatakan penurunan laba bersih hingga 4,37 persen dikarenakan pada tahun ini perseroan meningkatkan biaya pencadangan hingga 35,12 persen atau sebesar Rp1,22 triliun.
“Pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portfolio kredit dengan membukukan biaya cadangan Rp1,22 triliun, atau naik 35,12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu 2024,” jelasnya dikutip 28 Oktober 2025.
Baca juga: Bank Panin Sepakat Tebar Dividen, Segini per Sahamnya
Dari sisi kinerja intermediasi, kata Herwidayatmo, realisasi kredit perseroan hingga September 2025 tercatat sebesar Rp141,99 triliun atau turun 4,72 persen secara tahunan.
“Penurunan ini terutama disebabkan permintaan kredit yang belum kuat dan masih dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku usaha, serta suku bunga kredit yang relatif masih tinggi,” jelas Herwidayatmo.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) dikendalikan untuk mengantisipasi masih lemahnya pertumbuhan kredit. Alhasil, DPK perseroan terkontraksi 2,02 persen menjadi Rp149,99 triliun di September 2025.
Meski mengalami penurunan, menurut Herwidayatmo, perseroan telah mengantisipasinya dengan sumber pendanaan jangka panjang berupa penerbitan obligasi.
“Pada kuartal III tahun 2025, kami telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap III Tahun 2025 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp3,20 triliun,” ungkapnya.
Adapun oblogasi yang diterbitkan Bank Panin terdiri dari dua seri, yakni obligasi Seri A sebesar Rp2,15 triliun yang berjangka waktu 3 tahun dan obligasi Seri B sebesar Rp1,05 triliun yang berjangka waktu 5 tahun.
Strategi Genjot Dana Murah
Bank Panin terus berusaha meningkatkan CASA dengan mendorong pertumbuhan Tabungan dan Giro melalui program berhadiah Panin Super Bonanza.
Panin Super Bonanza 2025 kembali digelar mulai 1 April 2025 hingga 31 Maret 2026 dengan total hadiah 12 Mercedes-Benz C 200 Avantgarde Line dan Rp11,6 miliar uang tunai untuk lebih dari 2.000 pemenang.
Baca juga: Genjot Akselerasi Bisnis, Asuransi Tri Pakarta Gandeng BNI dan Bank Panin Dubai Syariah
Dari sisi permodalan, Bank Panin juga terus memperkuat permodalan yang kini telah mencapai Rp54,14 triliun dengan CAR yang juga meningkat menjadi 37,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar 34,08 persen.
Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) sangat konservatif sebesar 88,97 persen per 30 September 2025.
Menutup kuartal III 2025, total aset konsolidasi Bank Panin mencapai Rp226,64 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp230,59 triliun. (*)
Editor: Galih Pratama









