Jakarta – PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) meraih Golden Trophy di 27th Infobank Awards 2022, yang diadakan di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, pada Kamis, 25 Agustus 2022. Golden Trophy adalah trophy atas raihan lima tahun berturut-turut predikat “Sangat Bagus”.
Lembaga perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp ini, meraih predikat “Sangat Bagus” selama berturut-turut, dari tahun 2017 sampai 2021. Di samping itu, Bank Mega juga diganjar special award sebagai “Best Performance Bank” di Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3.
Infobank Awards sendiri adalah ajang penghargaan yang didasarkan pada Rating 107 Bank Versi Infobank 2022 yang dilakukan oleh Biro Riset Infobank (birI). Riset penilaian kinerja dilakukan berdasarkan data laporan keuangan tahun penuh 2021 yang menerapkan lima tahapan besar dalam menentukan peringkat dan predikat.
Pertama, menentukan formula rating yang didasarkan pada perkembangan perbankan dan kebijakan regulator, serta pencapaian perbankan secara industri. Kedua, mengumpulkan laporan keuangan bank-bank, yang terdiri atas neraca dan rugi laba selama dua tahun, serta laporan GCG dan profil risikonya. Ketiga, memasukkan skor GCG dan profil risiko serta mengolah angka-angka dengan berbagai rasio dan pertumbuhan yang sudah ditetapkan.
Tahap selanjutnya, BiRI mengelompokkan bank-bank sesuai dengan kelompok modal inti, mulai dari KMBI 4 sampai dengan 1. Dan tahapan terakhir, pemberian notasi akhir untuk memberikan predikat dan pemeringkatan setelah index nilai terkumpul.
Kriteria penilaian yang diterapkan Biro Riset Infobank hampir sama, bahkan lebih berat daripada kriteria yang digunakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bila penilaian kesehatan bank versi regulator hanya mengacu pada profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan, pada kesempatan ini Biro Riset Infobank menambah kriteria-kriteria lain seperti efisiensi dan pertumbuhan.
Bank yang dinahkodai Kostaman Thayib selaku direktur utamanya itu, mencatatkan pertumbuhan total aset hingga 18,42% year on year atau secara tahunan di 2021, menjadi Rp132,87 triliun. Di samping total aset, Bank Mega juga mencatatkan peningkatan penyaluran kredit hingga 25,14% secara tahunan menjadi Rp60,67 triliun di 2021.
Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Gross dan Net – nya kemudian berhasil ditekan dari 1,39% dan 1,07% pada 2020 ke 1,12% dan 0,81% di 2021.
Direktur Kredit Bank Mega, Madi Darmadi Lazuardi, mengungkapkan kepada Infobanknews, bahwa pihaknya telah merestrukturisasi kredit besar-besaran sejak pandemi Covid-19 melanda, dengan nilai mencapai Rp50 triliun.
“Tapi sekarang sudah menurun cukup signifikan. Sudah tinggal sisa Rp5 triliun. Jadi, dalam dua tahun ini cukup banyak dan progresnya cukup bagus. Mudah-mudahan sisanya ini dalam satu tahun lagi bisa mulai membaik. Mungkin masih ada, tapi presentasinya kecil,” ucapnya, beberapa hari lalu.
Pertumbuhan-pertumbuhan dua digit itu, kemudian juga dirasakan dana pihak ketiga, yang tumbuh 22,16% year on year (yoy) menjadi Rp99,18 triliun di 2021. Dengan komposisi, tabungan naik 5,1% yoy, deposito 15,56% yoy, dan giro 92,16% yoy.
Dengan pertumbuhan-pertumbuhan itu, laba bersih Bank Mega naik 33,24% yoy menjadi Rp4 triliun di 2021 dari Rp3 triliun di 2020. Pendapatan bunga naik 0,79% yoy menjadi Rp8,11 triliun selama 2021. Beban bunganya turun 20,17% menjadi Rp3,26 triliun.
Di tahun ini, Bank Mega menargetkan pertumbuhan laba bersih Rp4,3 triliun. Sedangkan untuk penyaluran kredit, bank dengan kode emiten MEGA ini menargetkan pertumbuhan 11% di 2022. Untuk dana pihak ketiga dan aset, Bank Mega menargetkan pertumbuhan masing-masing 7% dan 6% di 2022. (*) Steven Widjaja