Bank Mega Bikin Laba Rp669 Miliar di Q1-2020

Bank Mega Bikin Laba Rp669 Miliar di Q1-2020

Jakarta — PT Bank Mega Tbk meneruskan catatan kinerja yang positif pada periode kuartal pertama 2020. Perseroan membukukan laba bersih Rp669 miliar, tumbuh 38% dibanding kuartal satu 2019 yang sebesar Rp484 miliar. 

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menyampaikan, bahaa Laba Sebelum Pajak Bank Mega tumbuh sebesar 32% dari Rp605 miliar pada periode Maret 2019 menjadi Rp801 miliar pada periode Maret 2020. 

“Pencapaian ini dikontribusi dari meningkatnya Net Interest Income sebesar 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 terutama karena meningkatnya pendapatan bunga kredit akibat volume kredit yang meningkat signifikan sebesar Rp10,1 triliun atau tumbuh 23% dibandingkan periode yang sama tahun 2019,” terangnya di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Sementara Fee Based Income tercatat naik sebesar 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Catatan kinerja positif Bank Mega juga terjadi pada pertumbuhan Aset, di mana terdapat pertumbuhan sebesar 18% dari Rp84 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp99 triliun pada periode Maret 2020. 

Kenaikan aset ditopang oleh Dana Pihak Ketiga yang meningkat dari Rp59 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp76 triliun pada periode Maret 2020 atau tumbuh sebesar 29% lebih tinggi dari pertumbuhan industri pada Februari 2020 yang hanya sebesar 7,77%.

Sedangkan di pos Kredit tercatat tumbuh sebesar 23% dari Rp44 triliun pada periode Maret 2019 menjadi Rp54 triliun pada periode Maret 2020. “Pertumbuhan kredit Bank Mega ini berada di atas rata-rata industri pada posisi Februari 2020 sebesar 5,93%,” kata Kostaman.  

Dia menambahkan, kredit di segmen korporasi tercatat sebagai segmen bisnis yang paling besar memberikan kontribusi pada penyaluran kredit secara keseluruhan. Peningkatan kredit korporasi terutama berasal dari kredit infrastruktur jalan tol yang dijamin pemerintah  dan kredit kepada korporasi dengan track record yang baik.

Dari sisi likuiditas, Bank Mega memiliki kondisi yang kuat tercermin dari rasio LDR sebesar 67,5% lebih rendah dibandingkan 71,3% pada Maret 2019. “Hal ini menunjukkan besarnya cadangan likuiditas yang dimiliki oleh Bank Mega,” jelas Kostaman. 

Sementara itu rasio keuangan lainnya juga mencatat peningkatan yang baik, seperti ROA tercatat sebesar 3,3% naik dibandingkan 2,9% pada Maret 2019, di mana hal ini, sebut Kostaman, menunjukkan kemampuan Bank Mega untuk menghasilkan laba yang tinggi dalam mengelola asetnya.  

BOPO menjadi 69,7% membaik dibandingkan 72,2% pada Maret 2019, yang mencerminkan efisiensi Bank Mega dalam mengelola kegiatan operasionalnya. Angka ini juga lebih baik dari BOPO industri pada Februari 2020 yang tercatat sebesar 83,60%.  

Dari sisi permodalan, CAR Bank Mega mencapai 24,7% yang menunjukan kecukupan modal Bank Mega yang kuat.  Sementara CAR industri pada Februari 2020 tercatat sebesar 22,27%. (*)

Related Posts

News Update

Top News