Jakarta – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk kembali melibatkan bank-bank pelat merah atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam mendukung program Koperasi Desa Merah Putih, yang rencananya akan diluncurkan pada 12 Juli 2025, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar. Potensi risiko kredit macet dan dampaknya terhadap likuiditas bank BUMN menjadi salah satu sorotan.
Menanggapi hal ini, Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara menyatakan, pihaknya menyambut baik program Koperasi Desa Merah Putih.
Menurutnya, program ini berperan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di berbagai pelosok negeri yang masih memiliki keterbatasan infrastruktur, akses layanan, dan literasi keuangan.
“Jadi bagaimana (Koperasi Desa) memberdayakan ekonomi masyarakat yang di pelosok-pelosok, pemberdayaan masyarakat desa kemudian juga bagaimana meng-empower supaya masyarakat di pedesaan, terutama yang di ujung-ujung yang belum tersentuh dengan infrastruktur,” kata Ashidiq kepada wartawan di Jakarta, dikutip, Jumat, 14 Maret 2025.
Baca juga: Korupsi Sudah Stadium Empat, Menyoal “Kredit Komando” untuk Koperasi Merah Putih Rp280-360 Triliun
Adapun pemerintah berencana mengalokasikan anggaran melalui Himbara dalam kisaran Rp3 miliar-Rp5 miliar untuk Koperasi Desa. Namun, rencana besaran pembiayaan ini masih digodok pemerintah.
Meski demikian, Ashidiq menegaskan, Bank Mandiri akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit kepada koperasi tersebut.
“Artinya prinsip kehati-hatian kita kedepankan. Kita tentu akan melihat mana koperasi desa merah putih terutama nanti bagaimana koperasi tersebut bekerja sama dengan Bumdes-Bumdes yang sudah berjalan baik lebih diprioritaskan dan tentu desa-desa yang belum memiliki Bumdes dan Koperasinya juga baru di set-up,” jelasnya.
Manajemen Risiko dan Kesiapan Likuiditas
Ashidiq menambahkan, seluruh Himbara saat ini tengah menyusun strategi manajemen risiko terkait penyaluran kredit melalui Koperasi Desa. Selain itu, model bisnis koperasi ini juga masih dalam tahap pembahasan.
Baca juga: Menkop Pastikan Koperasi Desa Merah Putih Tak Akan Matikan Bumdes
Lebih lanjut, terkait kekhawatiran likuiditas, Ashidiq memastikan, Bank Mandiri memiliki likuiditas yang cukup memadai berkat strategi bisnis yang telah diterapkan dan perencanaan jangka panjang hingga 2032.
“Jadi kita me-leverage kekuatan kita di wholesale dan itu terus kita kuatkan di tahun lalu dan tahun ini harusnya kita mendapatkan hasilnya atau buahnya, yaitu apa, nasabah-nasabah wholesale tersebut kita punya ekosistem-ekosistemnya. Sehingga secara likuiditas itu gak akan kemana-mana,” ungkapnya. (*)
Editor: Yulian Saputra