Jakarta – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memproyeksikan investasi yang diukur dengan GFCG (Gross Fixed Capital Formation) memiliki ruang untuk tumbuh sebesar 4% – 6% yoy pada 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 3,87% yoy pada tahun 2022.
Menurutnya, hal tersebut didorong oleh investasi langsung yang dapat terus berkinerja baik pada tahun 2023, didorong oleh Foreign Direct Investment (FDI) dan Domestic Direct Investment (DDI).
“Terlepas dari risiko perlambatan ekonomi global, Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor asing yang tercermin dari nilai FDI yang terjaga,” ujar Faisal dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 April 2023.
Baca juga: Usai Lebaran, Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Inflasi Naik Terbatas
Lanjut Faisal, hal ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan hilirisasi industri guna memperbaiki rantai pasok domestik dan ekspor bernilai tambah. Selain itu, pemerintah terus mendorong pembiayaan untuk hilirisasi industri, khususnya di Industri Logam Dasar, Barang Logam, Non Mesin dan Peralatannya.
“Oleh karena itu, kami melihat bahwa sektor ini akan terus menjadi salah satu kontributor terbesar bagi investasi langsung, khususnya FDI di Indonesia,” ungkapnya.
Dari sisi eksternal, katalis positif lainnya akan datang dari pemulihan ekonomi dan kasus Covid-19 yang lebih terkendali di Tiongkok, karena Tiongkok adalah salah satu investor terbesar dalam FDI Indonesia.
Sedangkan untuk DDI, kegiatan ekonomi domestik yang solid dan peran pemerintah akan menjadi pendorong utama. Belanja pemerintah untuk belanja modal mencapai Rp23,5 triliun atau tumbuh 26% yoy pada Maret 2023, mencapai 11% dari target APBN 2023. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan pembentukan modal tetap bruto (GFCF), mengingat sekitar 70% GFCF berasal dari bangunan dan struktur.
“Secara keseluruhan, pertumbuhan GFCF akan didukung oleh meningkatnya anggaran infrastruktur dalam APBN 2023 (meningkat sekitar 7% dari kontraksi sebesar -13% pada 2022), kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pengembangan ibu kota negara (IKN) baru,” jelasnya.
Baca juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2,6% di 2023
Seperti diketahui, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pada kuartal I-2023 realisasi investasi mencapai Rp328,9 triliun, naik 16,5% secara yoy atau 23,5% dari target investasi tahun 2023 yang sebesar Rp1.400 triliun. (*)
Editor: Galih Pratama