Jakarta – Bank Mandiri terus beradaptasi dengan perkembangan terkini di industri keuangan. Mulai dari persaingan antarbank, serbuan usaha-usaha rintisan di bidang teknologi informasi, hingga ketidakpastian ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Dalam konteks ini, Bank Mandiri menyadari bahwa keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas menjadi unsur penentu dalam proses adaptasi ini.
Dengan jumlah SDM yang mencapai lebih dari 35.000 pegawai, termasuk generasi milenial yang kini banyak mengisi posisi-posisi kunci, strategi pengembangan SDM yang tepat menjadi kartu truf yang akan membawa Bank Mandiri menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia, bahkan di kawasan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, sejak awal berdiri Bank Mandiri telah melihat pentingnya menerapkan program pengembangan sumber daya manusia yang kreatif dan non-konvensional, untuk menciptakan talenta yang mumpuni dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan.
“Sebagai organisasi yang dinamis, kami selalu berinovasi dalam melakukan perbaikan secara berkelanjutan untuk mampu bertransformasi dan mendorong mindset pegawai untuk terbuka dan terbiasa dengan perubahan, serta selalu berusaha mengadopsi best practices di bidangnya, bahkan berinovasi melahirkan future practices,” ujar Darmawan dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat, 20 November 2020.
Dalam pengembangan SDM, lanjut Darmawan, perseroan menerapkan empat strategi kunci yang juga disesuaikan dengan perkembangan terkini. Strategi pertama adalah dorongan natural perseroan agar SDM Bank Mandiri terbiasa menghadapi perubahan. Dorongan ini muncul sejak Bank Mandiri berdiri sebagai hasil merger dari empat bank, pada 2 Oktober 1998.
Konsep pendirian Bank Mandiri sebagai universal banking membuat perseroan tak pernah berhenti melakukan transformasi. Kondisi tersebut secara natural mendorong mindset Mandirian untuk terbuka dan terbiasa dengan perubahan.
Strategi kedua adalah, disiplinnya perseroan dalam melakukan dan menilai performa pegawai. Bank Mandiri ketat menerapkan sistem manajemen performa yang berbasis pada penilaian Key Performance Indicator (KPI). Hal ini mendorong pegawai Bank Mandiri untuk memiliki jiwa kompetisi tinggi. Namun tetap mengedepankan untuk membangun fundamental bisnis yang semakin kokoh, dengan sustainability yang terjaga, dan mendorong terciptanya value creation.
Ketiga, penerapan budaya kerja yang konsisten dan berkelanjutan, juga menjadi resep Bank Mandiri tak pernah kekurangan talenta-talenta terbaik. Hal ini juga mendorong pegawai Bank Mandiri selalu aktif dan responsif dalam menghadapi perubahan yang cepat terjadi.
Strategi keempat adalah kuatnya penerapan praktik tata kelola korporasi atau Good Corporate Governance (GCG) di seluruh lini kerja perseroan. Penerapan GCG yang kuat di Bank Mandiri tak terlepas dari hasil introspeksi perseroan dari pengalaman di masa-masa awal terbentuk.
“Melalui proses tersebut, kemudian membangkitkan dan membangun awareness untuk terus menjaga organisasi Bank Mandiri sebagai institusi keuangan terdepan di Indonesia. Keempat hal itu yang menjadi dasar Bank Mandiri melakukan adaptasi dan pemenuhan kebutuhan talenta dalam menjaga pengembangan bisnis secara berkelanjutan,” tutur Darmawan. (*)