Bank Mana Lempar Kredit ke Godfather Minyak Goreng

Bank Mana Lempar Kredit ke Godfather Minyak Goreng

Oleh: Karnoto Mohamad, Wakil Pemimpin Redaksi Infobank

Meroketnya harga minyak sawit telah melipatgandakan kekayaan para taipan sawit, terutama 25 pemain terbesar yang menguasai laha  5,82 juta ha, atau 38,59% dari luas lahan sawit yang sebesar 15,08 juta ha.

Kebutuhan minyak nabati dunia akan terus meningkat dan diproyeksikan mencapai 258,4 juta metrik ton pada 2026, dimana minyak sawit mencapai 101,8 juta metrik ton, sehingga akan memperkuat arus kas para taipan sawit untuk berekspansi maupun maupun memperkuat pengaruhnya dalam dunia politik mengingat mereka menjadi seperti “godfathers” yang sudah lama memiliki koneksi kuat dengan pemerintah.

Para taipan kepala sawit membiayai bisnisnya dari berbagai sumber pendanaan, baik dari dana internal, mitra strategis, patungan, serta bank dan surat utang. Menurut data Biro Riset Infobank, pinjaman bank memiliki peran penting bagi pendanaan para konglomerat sawit dengan pangsa mulai dari  6% hingga 86% dari total pendanaan. Porsi pendanaan bank paling besar ada di Kencana Agri Group yang sebesar 86% dari total pendanaan perusahaan, diikuti Rajawali Group yang mencatat 58%, kemudian DSN Group dan TSN Group yang mencatat 56% dari total pendanaan perusahaan.

Sedangkan lembaga perbankan yang terlibat dalam pendanaan kepada konglomerat sawit banyak diwarnai bank-bank dari mancanegara, seperti OCBC dan UOB dari Singapore, CIMB Group dan Malayan Banking dari Malaysia, serta Mitsubishi UFJ Financial, Sumitomo Mitsui Financial Group dan Mizuho Financial dari Jepang. Ada juga Credit Suisse dari Swiss, Citigroup dari Amerika Serikat, serta ABN Amro dari Belanda. Sedangkan bank lokal ada Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, serta Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Berapa jumlah kredit yang mengucur ke para Godfathers sawit dan dari bank-bank mana saja? Seperti apa perkembangan kredit ke sektor sawit dan bagaimana kualitas kreditnya? Bagaimana regulator mendorong lembaga perbankan untuk mengimplementasi green economy di sektor perkebunan sawit yang merap dituding sebagai driver deforestasi dan kebakaran hutan? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Nomor 530 Juni 2022.

Klik untuk langganan
Sirkulasi Infobank atau Infobankstore

Related Posts

News Update

Top News