Ilustrasi: Kantor Bank Kalbar. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) menutup kuartal III 2025 dengan kinerja yang solid. Hingga akhir September 2025, bank kebanggaan masyarakat Bumi Tambun Bungai ini berhasil mencatat laba bersih Rp310,12 miliar, tumbuh 8,21 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp286,57 miliar.
Direktur Utama Bank Kalteng, Maslipansyah, mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil dari manajemen aset dan biaya yang disiplin, serta peningkatan pada pendapatan bunga dan pendapatan berbasis komisi.
“Kunci pertumbuhan ini adalah manajemen aset dan biaya yang disiplin, disertai peningkatan pendapatan bunga bersih dan fee-based income. Pendapatan bunga naik 3,48 persen, sementara pendapatan berbasis komisi meningkat signifikan 21,73 persen yoy. Ini menunjukkan efisiensi operasional yang makin baik serta diversifikasi sumber pendapatan yang mulai terasa,” ujar Maslipansyah kepada Infobanknews, 27 Oktober 2025.
Baca juga: Alasan Purbaya Mau Suntik Dana Pemerintah ke BPD
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit Bank Kalteng mencapai Rp11,50 triliun hingga September 2025, tumbuh 9,91 persen yoy ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,46 triliun. Pertumbuhan kredit ini berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh 7,20 persen per September 2025, menurut data Bank Indonesia (BI).
Maslipansyah merinci, pertumbuhan kredit tersebut terutama ditopang oleh segmen korporasi dan komersial yang naik 12,8 persen, serta segmen consumer yang tumbuh 10,7 persen.
“Pertumbuhan ini menunjukkan aktivitas ekonomi daerah yang terus menggeliat. Kami menjaga keseimbangan antara ekspansi dan mitigasi risiko agar fungsi intermediasi Bank Kalteng semakin kuat dan berkontribusi nyata bagi perekonomian Kalteng,” jelas Maslipansyah.
Pertumbuhan kredit yang mengesankan itu juga diikuti dengan kualitas kredit yang terjaga. Ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) per akhir September 2025 yang di bawah threshold 5 persen regulator, persisnya 2,77 persen untuk NPL gross dan 1,52 persen untuk NPL net.
Tak hanya dari sisi penyaluran, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat signifikan 20,19 persen yoy, dari Rp13,32 triliun di September 2024 menjadi Rp16,01 triliun pada September 2025.
“Peningkatan ini menegaskan kepercayaan masyarakat terhadap layanan dan produk Bank Kalteng yang terus membaik,” jelas Maslipansyah.
Sementara dari sisi rasio penting lainnya, pada akhir September 2025, Bank Kalteng mencatatkan Net Interest Margin (NIM) 6,65 persen, Loan to Deposit Rasio (LDR) 71,81 persen, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 70,95 persen, Return of Asset (ROA) 2,62 persen dan Return on Equity (ROE) 12,18 persen
Menutup kuartal III 2025, total aset Bank Kalteng melesat 16,46 persen yoy menjadi Rp21,56 triliun, memperkuat posisi likuiditas dan intermediasi bank.
Baca juga: OJK Genjot Peran BPD sebagai Pilar Penting Pembangunan Ekonomi
Maslipansyah menjelaskan, di tengah industri BPD yang semakin kompetitif, Bank Kalteng fokus menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas. Prinsip kehati-hatian dan tata kelola risiko tetap menjadi pegangan, sementara inovasi layanan terus digencarkan.
“Transformasi digital dan penguatan layanan nasabah menjadi faktor penting. Peluncuran fitur QRIS di Betang Mobile mempermudah transaksi nasabah dan meningkatkan engagement. Kami juga memiliki EPOK, E-Money Bank Kalteng, yang top up-nya bisa dilakukan lewat Betang Mobile. Ke depan, Digital Lounge akan menjadi wajah baru digital kami,” ungkapnya.
Menatap akhir tahun, Maslipansyah optimistis kinerja Bank Kalteng akan melampaui target Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025. Meski dinamika suku bunga global dan perlambatan ekonomi masih menjadi tantangan, Bank Kalteng percaya diri dengan fundamental keuangan yang kuat dan likuiditas yang terjaga.
“Kami terus bertransformasi agar menjadi BPD yang tidak hanya meningkat dalam angka, tetapi juga semakin relevan, tangguh, dan dipercaya di hati masyarakat Kalimantan Tengah,” pungkasnya. (*)
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More