Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah (Bank Kalteng) mendapatkan predikat “sangat bagus” selama 15 tahun berturut-turut, dan menempati peringkat pertama dengan skor tertinggi 95,62% di kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 dengan aset Rp10 triliun sampai di bawah Rp25 triliun dalam “Rating 109 Bank Versi Infobank 2021”.
Pencapaian ini tak lepas dari kemampuan manajemen dan tim Bank Kalteng dalam mengelola bisnis serta pemilihan sektor bisnis selama pandemi. “Kebetulan Bank Kalteng ini sudah tepat memilih sektor, selain kredit konsumtif, juga memilih sektor produktif unggulan kami di Kalteng. Unggulan kami di Kalimantan Tengah ini, yaitu batu bara dan sawit. Pada tahun ini harus kami fokuskan lagi lebih ke bawah, ke petani-petaninya sawit itu,” kata Yayah Diasmono, Direktur Utama Bank Kalteng, kepada Infobank di Jakarta.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020, seluruh pos keuangan utama Bank Kalteng tumbuh positif. Asetnya tumbuh 12,00% atau menjadi Rp10,15 triliun. Bank Kalteng juga mampu menjalankan fungsi intermediasi dengan sangat baik. Tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 12,16% atau menjadi Rp6,79 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, selama pandemi, bank kebanggaan masyarakat Kalteng ini menjadi kepercayaan nasabah untuk menyimpan dananya. Terbukti, dari pendapatan dana pihak ketiga (DPK) per akhir 2020 yang tumbuh 20,37% menjadi Rp7,89 triliun. (*) Ayu Utami
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More