Jakarta–PT BPD Bank Jatim Tbk (Bank Jatim) berencana melepas unit usaha syariah (UUS) atau melakukan spin-off pada tahun ini. Perseroan yakin dengan kehadiran Bank Jatim Syariah bisa mendukung perkembangan ekonomi segmen usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM.
Direktur Agrobisnis dan UUS Bank Jatim, Tony Sudjiaryanto menjelaskan, bahwa perseroan telah melakukan persiapan sejak tahun lalu. “Tahun 2012, sudah menyerahkan blue print ke BI. Jadi bagaimana UUS ini spin-off sesuai dengan UU, tahun 2023 wajib di-spin-off,” tuturnya di Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.
Untuk menyukseskan rencana ini, lanjutnya, Bank Jatim bakal menyuntik modal unit usaha syariahnya sebesar Rp500 miliar. Sementara Koperasi Karyawan Bank Jatim, imbuh Tony, bakal menyuplai Rp2 miliar.
“Kita harapkan pemerintah provinsi (pemprov) dan pemerintah kabupaten (pemkab) atau kota bisa segera menyuntikkan modal di tahun-tahun berikutnya. Bank Jatim sudah alokasikan Rp300 miliar, tinggal tambah Rp200 miliar,” tukasnya.
Saat ini, Bank Jatim tekah memiliki 5 kantor cabang syariah dengan dukungan 9 kantor cabang pembantu. Perseroan menargetkan 2 kantor cabang pembantu di Jember dan Sidoarjo bisa segera naik kelas menjadi kantor cabang penuh. Sementara tambahan pembukaan kantor cabang pembantu ditargetkan sebanyak 7 kantor lagi sampai akhir tahun.
Dari sisi bisnis, total aset unit usaha syariah Bank jatim sebesar Rp1,8 triliun, dengan pembiayaan mencapai Rp800 miliar dan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1,3 triliun, dan sumbangan laba Rpp1,3 miliar per Juni 2016.
“Ke depan Bank Jatim Syariah kita lihat Jatim mayoritas penduduk muslim, banyak pondok (pesantren) itu sasaran kami. Potensial untuk dikembangkan oleh Bank Jatim Syariah. Kita harap dapat dukungan pemprov dan pemkab/kota. Sasaran UMKM, sektor-sektor yang berbasis muslim,” tandas Tony. (*)
Editor: Paulus Yoga