Lebih lanjut dia menilai, masih lambatnya penurunan suku bunga kredit ini lantaran perbankan lebih memilih untuk menyehatkan kredit bermasalahnya. Di mana saat ini kredit bermasalah perbankan masih berada pada kisaran 3 persen secara rata-rata industri. Sehingga bank-bank saat ini cenderung untuk menebalkan pencadangannya agar rasio kredit bermasalahnya terjaga.
“Karena NPL itu di kisaran 3 persen gross, secara nett itu ada di 1,4 persen. Tapi pasti untuk menyelesaikan bunga mungkin perbankan masih harus menunggu depositonya yang 1, 3, dan 6 bulan itu jatuh waktu,” ucap Agus.
Menurutnya, penurunan suku bunga kredit akan dilakukan secara bertahap oleh perbankan. Dirinya melihat, dengan suku bunga acuan yang sudah turun sebanyak 175 bps ini, bank-bank diperkirakan baru akan terlihat penurunan suku bunga kreditnya pada 2018 mendatang. Namun untuk tahun ini, diprediksi penurunan suku bunga kredit perbankan belum akan signifikan.
“Jadi, kita perkirakan penurunannya akan bertahap sampai dengan dua kuartal hingga tiga kuartal ke depan. Jadi, kita lihat nanti di tahun 2018 sudah cukup banyak yang turun,” paparnya. (Baca juga : Ini Dampak Penurunan BI 7-day Repo Rate)
Dirinya mengungkapkan, bahwa saat ini suku bunga kredit untuk sektor korporasi dan konsumsi bank-bank sudah banyak yang single digit. “Kami harapkan ke depan, akan mulai turun. Perbankan juga mesti mempersiapkan diri untuk bisa ekspansi karena pertumbuhan kredit sampai Agustus, itu year on year-nya baru 8,2 persen,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Wholesale Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, bahwa ruang perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit masih akan berlanjut. Namun demikian, perseroan masih akan melihat kondisi dalam ke depannya. Kendati begitu saat ini suku bunga kredit Bank Mandiri di segmen korporasi rata-rata sudah di bawah 10 persen. Suku bunga kredit segmen korporasi lebih cepat turun karena risiko kredit pada nasabah di segmen ini lebih rendah.
“Saat ini kita juga usahakan untuk turunin suku bunga deposito. Trennya suku bunga sudah kita turunkan terus sampai 100 bps lebih,” jelasnya. (*)