Jakarta – Bank digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), yakni Superbank membukukan kerugian Rp285,73 miliar di kuartal III 2024. Nilai kerugian ini naik 12,17 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp254,74 miliar
Dikutip dari laporan keuangan publikasi edisi September 2024, yang dirilis Rabu, 30 Oktober 2024, kinerja keuangan bank yang dipimpin Tigor M Siahaan sebagai presiden direktur ini sebenarnya cukup solid.
Hal ini tercermin, dari kinerja intermediasi. Per September 2024, penyaluran kredit Superbank melesat 189,09 persen yoy dari Rp1,69 triliun menjadi Rp4,89 triliun. Terkait kualitas kredit, ada sedikit peningkatan pada rasio non performing loan (NPL) gross dari 3,17 persen menjadi 3,32 persen per September 2024. Sedangkan NPL net berada di level 0,57, sama seperti tahun sebelumnya.
Baca juga: Tumbuh 5,1 Persen, CIMB Niaga Cetak Laba Rp6,6 Triliun di Kuartal III 2024
Adapun pendapatan bunga bersih Superbank tercatat Rp399,01 miliar per September 2024, melonjakan 99,64 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp199,95 miliar. Pertumbuhan kinerja juga terjadi pada sisi pengimpunan dana. Dana Pihak Ketiga (DPK) Superbank terbang 328,07 persen, dari Rp757,03 miliar menjadi Rp3,24 triliun pada September 2024.
Pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh peningkatan signifikan pada tabungan, yang naik 4.985,77 persen menjadi Rp750,55 miliar. Adapun giro naik 82,41 persen menjadi Rp213,78 miliar dan deposito naik 264 persen menjadi Rp2,27 triliun.
Namun dari sisi efisiensi bank memburuk. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Superbank tercatat 159,37 persen pada September 2024. Rasio BOPO tersebut dinilai tidak ideal, meski mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang sebesar 210,68 persen. Mengingat Bank Indonesa telah menetapkan benchmark rasio BOPO ideal, yakni maksimal di angka 85 persen. Artinya, makin tinggi rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Level rasio BOPO Superbank per September 2024, disebabkan sejumlah beban yang mengalami kenaikan signifikan. Salah satunya adalah beban promosi yang meningkat tajam sebesar 3.039,92 persen, dari Rp2,79 miliar menjadi Rp87,62 miliar pada September 2024.
Kemudian, beban tenaga kerja naik sebesar 13,89 persen, dari Rp282,61 menjadi Rp321,90 miliar dan beban lainnya juga melonjak 65,02 persen, dari Rp145,13 miliar menjadi Rp239,47 miliar.
Selanjutnya, kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment membengkak 78,51 persen menjadi Rp75,39 miliar pada September 2024, dari sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp42,23 miliar.
Baca juga: Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp42 Triliun di Kuartal III 2024, Naik 7,56 Persen
Alhasil, rugi operasional Superbank di triwulan III 2024 mencapai Rp290,72 miliar, naik 13,59 persen yoy dari sebelumnya Rp255,93 miliar.
Sementara dari rasio profitabilitas seperti return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing tercatat -5,45 persen dan -7,80 persen. Posisi kedua rasio ini menandakan bahwa bank belum bisa menghasilkan laba alias rugi.
Sementara menutup 9 bulan pertama di tahun 2024, Superbank berhasil mencatatkan total aset Rp9,71 triliun per September 2024. Aset ini naik sebesar 76,63 persen, dari Rp5,50 triliun di tahun sebelumnya di periode yang sama. (*)