Bank Bumi Arta Kembali Absen Bagi Dividen, Ini Alasannya

Bank Bumi Arta Kembali Absen Bagi Dividen, Ini Alasannya

Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) atau BBA yang digelar di Jakarta, 19 Juni 2024, sepakat untuk kembali tidak membagikan dividen.

Direktur BBA, Edwin Suryahusada, mengatakan bahwa, dalam RUPST tersebut para pemegang saham telah menyetujui untuk kembali tidak membagikan dividen tahun buku 2023.

“Jadi untuk tahun 2023 memang direksi mengusulkan kepada para pemegang saham dan sudah disetujui untuk tidak membagi dividen,” ucap Edwin dalam Paparan Publik.

Baca juga: Superbank Integrasikan Layanan Perbankan ke Aplikasi Grab, Ini Fitur-fiturnya

Edwin menuturkan, kembali absennya BBA dalam pembagian dividen pada tahun ini disebabkan Perseroan sedang menjaga kewajiban untuk memenuhi minimum modal inti yang besarannya di atas Rp3 triliun.

“Kita merasa itu hal yang prudent dan yang baik untuk memupuk modal dari laba ditahan untuk pertumbuhan di masa depan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Edwin menyampaikan, beberapa proyeksi pertumbuhan bisnis di tahun 2024. Perseroan membidik mana pertumbuhan kredit tumbuh hingga 10 persen. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,3 persen, dan laba bersih nantinya juga akan ikut naik.

Adapun, di sepanjang tahun 2023, BBA berhasil meraih laba bersih sebanyak Rp44 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat senilai Rp39 miliar atau mengalami peningkatan sebanyak 12,82 persen.

Peningkatan laba bersih di tahun 2023 tersebut ditopang oleh kredit yang disalurkan oleh BBA sebanyak Rp3,91 triliun atau naik sebesar 1,92 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp3,84 triliun.

Baca juga: Catat! Ini Jadwal Pembagian Dividen Bank BJB

Selain itu, total ekuitas BBA juga ikut mengalami pertumbuhan sebanyak 1,46 persen menjadi Rp3,12 triliun pada tahun ini dibandingkan tahun 2022 yang senilai Rp3,07 triliun.

Meski begitu, untuk aset dan dana pihak ketiga (DPK) BBA mengalami penurunan yang masing-masing sebesar 2,67 persen dan 5,53 persen menjadi Rp7,99 triliun dan Rp4,69 triliun di sepanjang 2023. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News