Perbankan

Bank BPD Bali Kantongi Laba Rp945,43 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 22,14 Persen

Poin Penting

  • Laba Bank BPD Bali kuartal III-2025 tembus Rp945,43 miliar, tumbuh 22,14 persen yoy, ditopang pertumbuhan kredit 9,82 persen yoy, DPK 6,68 persen yoy, dan aset naik 9,01 persen yoy.
  • Penyaluran kredit capai Rp24,71 triliun (100,84 persen target) dengan porsi UMKM 50,80 persen dan NPL gross hanya 0,85 persen
  • Bank BPD Bali aktif dorong ekosistem digital melalui QRIS antarnegara Indonesia–Jepang dan Tiongkok.

Jakarta – Bank BPD Bali melanjutkan tren kinerja positifnya di kuartal III 2025 dengan mencetak laba Rp945,43 miliar. Raihan laba tersebut tumbuh 22,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba yang konsisten hingga September 2025 ini didorong oleh kinerja bisnis, perbaikan kualitas aset, dan struktur pendanaan yang baik.

Dari sisi intermediasi, misalnya, realisasi penyaluran kredit bank kebanggaan warga Bali ini tembus Rp24,71 triliun atau mencapai 100,84 persen dari target sebesar Rp24,51 triliun.

Kredit tersebut tumbuh sebesar 9,82 persen secara year on year (yoy) dibandingkan September 2024 sebesar Rp22,5 triliun.

Baca juga: OJK Genjot Peran BPD sebagai Pilar Penting Pembangunan Ekonomi

Jika dirinci, kredit disalurkan pada debitur UMKM sebesar Rp12,55 triliun atau 50,80 persen dari total kredit. Penyaluran itu di antaranya untuk segmen KUR, Kredit Usaha Alsintan (KUA), Sidi Kumbara dan produk-produk kredit UMKM lainnya.

Kualitas kredit yang disalurkan juga terjaga. Ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross berada di posisi 0,85 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan perbankan di level 5 persen.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank BPD Bali mencapai Rp35,52 triliun, tumbuh 6,68 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024, mencapai Rp33,29 triliun.

Pertumbuhan DPK selama September 2025 ini melebihi target yang direncanakan sebesar Rp33,97 triliun.

Secara proporsi, pencapaian dana pihak ketiga didominasi oleh dana murah di mana rasio CASA mencapai 64,99 persen.

Sejalan pertumbuhan kredit dan DPK, total aset Bank BPD Bali terdongkrak menjadi Rp42,4 triliun atau mencapai 102,86 persen dari target sebesar Rp41,29 triliun.

Jika dibanding secara tahunan, aset tersebut tumbuh 9,01 persen secara (yoy) ketimbang September 2024 sebesar Rp38,96 triliun.

Lalu, efisiensi operasional serta berbagai inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah.

Sementara, dilihat dari rasio keuangan juga terjaga dengan baik, di mana per September 2025 KPMM sebesar 28,60 persen, ROA sebesar 3,90 persen, ROE sebesar 26,46 persen, NIM sebesar 6,40 persen.

BOPO tercatat sebesar 60,15 persen, menunjukkan efisiensi yang terjaga baik, sedangkan LDR mencapai 69,54 persen, yang mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana secara produktif.

Menurut Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, pencapaian kinerja Bank BPD Bali tidak lepas dari adanya dukungan penuh pemegang saham.

“Penyertaan modal yang disetor pada September 2025 mencapai Rp2,83 triliun dan modal inti mencapai Rp5,23 triliun,” terang I Nyoman Sudharma dikutip 9 Oktober 2025.

Baca juga: Peran Strategis BPD Perkuat Sistem dan Tata Kelola Keuangan Desa

Bank BPD Bali juga berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan memperluas ekosistem digital. Tahun ini, Bank BPD Bali turut serta dalam peluncuran QRIS Antarnegara Indonesia–Jepang dan inisiasi sandbox QRIS Antarnegara Indonesia–Tiongkok dan merupakan satu-satunya Bank Pembangunan Daerah yang terlibat.

Implementasi QRIS antarnegara ini akan mendorong kolaborasi internasional di bidang ekonomi digital, memperkuat ekosistem penerimaan pemerintah daerah, serta mendukung kebijakan pungutan wisatawan asing.

“Melalui akselerasi kolaborasi bersama serta dukungan dari pemerintah dan stakeholder, Bank BPD Bali optimis dapat mendorong serta berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah yang berkelanjutan,” tutup I Nyoman Sudharma. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

30 mins ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

2 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

3 hours ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

3 hours ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

3 hours ago