Serang – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over) kredit aparat sipil negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Lebak dan Kota Serang. Total nilai kredit ASN di kedua pemerintah daerah (Pemda) itu sekitar Rp2,4 triliun.
Kabupaten Lebak dan Kota Serang menjadi dua Pemda pertama setelaha Pemprov Banten yang mempercayakan pengelolaan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke Bank Banten. Maka, payroll atau proses pembayaran gaji ASN di lingkup kedua pemda tersebut pun sudah melalui rekening di Bank Banten.
Komisaris Utama Bank Banten Hoiruddin Hasibuan mengungkapkan, sejauh ini, meski RKUD dan payroll-nya sudah dikelola Bank Banten, kredit ASN di kedua pemda itu masih di bank lain (Bank BJB). Proses peralihan RKUD dan payroll Kabupaten Lebak dan Kota Serang dari Bank BJB ke Bank Banten memang baru berlangsung beberapa bulan lalu.
Baca juga: RUPSLB Bank Banten Sepakati Pergantian Pengurus, Ini Susunan Direksi dan Komisaris Terbaru
“Salah satu yang saya sampaikan ke jajaran direksi, agar nanti khusus untuk kredit ASN yang ada di dua kabupaten kota yang RKUD-nya sudah sama kita yaitu Kabupaten Lebak dan Kota Serang nanti kita akan take over. Kita akan koordinasi dengan Bank BJB,” jelas Hoiruddin ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RPUSLB) Bank Banten di Serang, Kamis, 14 November 2024.
Ia juga menambahkan, perseroan sedang dalam proses untuk mengelola RKUD dua Pemda lagi, yakni Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Proses ini diakui tidak mudah dan membutuhkan waktu. Nantinya, diharapkan semua pemda se-Banten mempercayakan RKUD-nya ke Bank Banten.
“Karena siapa lagi yang akan membesarkan Bank Banten kalau bukan pemda dan masyarakat Banten. Ini adalah bank kebanggan kita,” tegasnya.
Sementara, Direktur Utama Bank Banten Muhammad Busthami mengatakan, terkait take over kredit ASN di Kabupaten Lebak dan Kota Serang, pihaknya akan menjalin komunikasi yang baik dengan Bank BJB. Tapi dari pendanaan atau funding, Busthami menegaskan BEKS mempunyai kemampuan untuk melakukan aksi tersebut.
Likuiditas BEKS memang masih terbilang ample. Dengan LDR di level 70,76 persen dan CAR 43,38 persen di September 2024, perseroan mempunyai ruang untuk melakukan ekspansi. Apalagi, Bank Banten akan segera menuntaskan kesepakatan kelompok usaha bank (KUB) dengan Bank Jatim, sehingga dukungan likuiditasnya pun akan semakin solid.
“Saya lihat kita masih mempunyai kemampuan untuk itu. Kemudian ini bisa menjadi bagian sinergi bisnis kita dengan Bank Jatim. Ada beberapa bank juga yang sudah kerja sama dengan kita, termasuk di dalamnya ada Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Jadi insya Allah ini berjalan dnegan baik,” ujar Busthami menjawab pertanyaan Infobank.
Nantinya, proses take over sendiri akan dilakukan secara bertahap. Bank Banten akan melakukan komunikasi intensif dengan Bank BJB terkait peralihan kredit ASN tersebut. Kepentingan nasabah tentu harus diprioritaskan. Jangan sampai pada prosesnya memberatkan nasabah.
Baca juga: On The Track, Bank Banten Cetak Laba Rp7,47 Miliar di Triwulan III 2024
Jika pengambilalihan ini terealisasi, kinerja keuangan Bank Banten diyakini akan terdongkrak, terutama dari sisi kredit dan aset akan mengalami kenaikan signifikan.
Ditambah lagi jika Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang mempercayakan pengelolaan RKUD-nya ke Bank Banten. Pengelolaan RKUD bukan hanya mendorong sisi funding, tapi juga menjadi pintu masuk ke ekosistem bisnis di lingkup pemda. Mulai dari kredit ASN, kontraktor dan insituti lain yang masuk dalam ekosistem bisnis pemda. (*) Ari Astriawan