Jakarta – Mengakhiri semester pertama tahun ini, Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah untuk menjaga inflasi pada kisaran yang telah ditetapkan dan menjaga stabilitas nilai tukar agar bisa mengendalikan inflasi barang impor.
Lantas dengan suku bunga yang tidak berubah, bagaimana investor bisa memaksimalkan hasil investasinya?
PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memberikan beberapa tips untuk meminimalkan kerugian dalam kondisi pasar yang cukup fluktuatif saat ini.
Valuasi saham di pasar domestik saat ini terbilang cukup murah, namun pergerakan indeks kurang bergairah karena pasar masih menanti katalis positif yang bisa menggenjot indeks.
Sebaliknya, valuasi obligasi sudah mahal karena sejak awal tahun obligasi cukup diminati investor dan rally di pasar obligasi masih berlangsung. Misalnya, indeks IBPA Government Bond Index telah mencatatkan kinerja sebesar 6.41% sejak awal tahun hingga 23 Juni 2023.
‘’Model kami mengindikasikan bond yield saat ini berada di level 2 standar deviasi valuasi mahal,’’ papar Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad, dikutip Kamis, 6 Juli 2023.
Baca juga: BCA Tawarkan Reksa Dana Investasi Syariah dan ESG
Pihaknya menyarankan, investor untuk masuk ke reksa dana obligasi dengan durasi rendah atau reksa dana pasar uang sembari menunggu momentum pasar membaik, sambungnya.
Dalam hal mengoleksi obligasi, anak usaha IFG ini, lebih memilih untuk mengoleksi obligasi pemerintah dibanding obligasi korporasi, mengingat selisih yield obligasi pemerintah dengan obligasi korporasi cukup tipis, sehingga nilai tambah yang ditawarkan apabila dibandingkan dengan risikonya menjadi kurang optimal.
Lanjutnya, bandingkan saja, selisih yield obligasi corporate bonds rating AAA tenor 3 tahun dengan INDOGB pada tenor yang sama kini mencapai 78bps, lebih rendah dibandingkan rata- rata selama 10 tahun terakhir yang mencapai 137 bps.
Tapi bukan berarti obligasi korporasi tidak prospektif. Pasalnya, saat perekonomian secara makro sedang dalam tahap ekspansif, seperti yang dialami Indonesia saat ini, pada umumnya korporasi juga akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure yang besar untuk membangun pabrik atau meningkatkan kapasitas produksi melalui pembelian mesin-mesin baru.
Jadi saat ini, kata Emil, menjadi waktu yang ideal untuk memilah obligasi korporasi yang prospektif dan aman. Sedangkan, bagi investor yang masih berminat untuk masuk ke pasar saham, dalam tahun politik saat ini, Bahana TCW merekomendasikan untuk memilih saham sektor konsumsi, telekomunikasi, media dan perbankan.
Baca juga: Mengoptimalkan Proteksi dan Investasi dengan PAYDI
Keempat sektor tersebut merupakan sektor berorientasi domestik yang diperkirakan akan tetap tangguh di tengah-tengah perlambatan ekonomi yang terjadi secara global maupun domestik.
“Berdasarkan paparan di atas, kami mengantisipasi asset class rotation dari pasar oblligasi ke pasar saham yang memiliki valuasi relatif murah, “pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More