Internasional

Badai PHK Tengah Melanda Bank Besar di AS, Ini Biang Keroknya

Jakarta – Sejumlah bank besar di Amerika Serikat (AS) melakukan pemecatan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para pekerjanya untuk menjaga pengeluaran mereka tetap terkendali.

Melansir Reuters pada Jumat (20/10/2023), alasan utama dari badai pemecatan ini adalah adanya pelemahan ekonomi yang berkepanjangan sehingga menghambat pemulihan perbankan investasi.

Padahal, analis keuangan menyebut setidaknya ada 6 bank besar di AS memperoleh pendapatan lebih besar pada kuartal ketiga di luar perkiraan mereka. Namun, bank-bank besar ini dianggap belum sepenuhnya keluar dari masalah.

Baca juga: Imbas Penggunaan AI, Platform Pencari Kerja LinkedIn PHK 668 Karyawan

Lingkungan ekonomi yang suram ini diakibatkan oleh kenaikan suku bunga dari Federal Reserve System, bank sentral milik AS. Adanya ketegangan geopolitik hanya meningkatkan risiko lebih lanjut.

Direktur Keuangan JPMorgan, bank terbesar AS, Jeremy Barnum, mengatakan kalau pihak mereka sejauh ini berhasil menghindari PHK massal. JPMorgan dapat menyesuaikan jumlah pegawainya tergantung pada lingkungan perbankan investasi.

“Kami secara rutin meninjau kebutuhan bisnis kami dan menyesuaikan staf kami, dengan menciptakan peran baru sesuai kebutuhan atau mengurangi posisi jika diperlukan,” ungkap Jeremy. Dia juga menambahkan bahwa bank tersebut saat ini memiliki lebih dari 10.000 posisi terbuka.

Di sisi lain, PNC Financial mengatakan pihaknya memangkas sekitar 4 persen tenaga kerjanya. Wells Fargo, yang telah mengurangi jumlah pegawai setiap kuartal sejak kuartal ketiga tahun 2020, mengatakan pihaknya masih melihat lebih banyak peluang untuk PHK.

Baca juga: Citigroup Mau PHK Massal di November 2023

Ada juga Citigroup, yang mengatakan bahwa pihaknya akan menghilangkan pekerjaan dari dua lapisan atas manajemen sebagai bagian dari reorganisasi. Bank of America (BofA), yang telah memangkas lebih dari 4.300 pekerja sejak akhir kuartal pertama, memperkirakan jumlah pegawai akan tetap sama dari tingkat kuartal ketiga.

Perusahaan bank dan investasi Morgan Stanley juga mengungkapkan penurunan hampir 2 persen dalam total jumlah pegawainya dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Bank tersebut tidak merinci pengurangan panggilan pasca-pendapatan dengan para analis. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

6 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago