Jakarta – Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Zewwy Salim mengatakan, dengan backlog perumahan di Indonesia yang saat ini angkanya mencapai 12,7 juta unit, peluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Terlebih lagi rasio jumlah wirausaha di Indonesia baru sebesar 3,7 persen dari total populasi penduduk.
“Maka peluang untuk menjadi wirausahawan terutama di sektor properti di Indonesia masih sangat terbuka. Jadi jangan takut untuk terjun ke bisnis ini,” ujar Zewwy dalam Pelatihan Developer Milenial Bank BTN bertajuk ‘Mewujudkan Mimpi Menjadi Developer Milenial’ dikutip 27 November 2023.
Pria yang karib disapa Ko Awi itu bercerita bahwa, ia mulai merintis bisnis propertinya hanya dengan modal sebesar Rp30 juta dan kini menjadi salah satu pengembang properti besar di Sumatera Selatan dengan bendera PT Anugrah Wahana Indah (AWI) yang telah membangun 20 ribu unit rumah.
“Saya mulai merintis bisnis ini di usia yang sangat muda dengan modal hanya Rp30 juta. Awalnya saya mulai dengan menjadi subkontrator dengan mengerjakan pesanan rumah dari developer yang besar. Kemudian saya kenal BTN dan mulai memberanikan diri membangun perusahan developer sendiri pada tahun 2001 hingga saat ini. Jadi kalau mau mulai bisnis ini jangan takut kalau kita tidak punya modal besar,” ungkap Zewwy.
Zewwy mengaku, dirinya sukses membangun jaringan bisnis real estatenya seperti saat ini dengan bantuan permodalan dari Bank BTN. Ia berharap, dari kegiatan Pelatihan Developer Milenial Bank BTN ini, nantinya bakal kembali mencetak developer-developer baru yang bisa membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan di Indonesia.
Baca juga: Tekan Backlog Perumahan, Bank BTN Dorong Peluang Santri Jadi Developer
Senada, Ketua Umum HIPMI Palembang Indra Rusadi Harahap menambahkan, bahwa peran Bank BTN dalam mencetak para pengusaha muda menjadi developer andal sangatlah besar.
Diakuinya, banyak fasilitas permodalan dari Bank BTN yang bisa dimanfaatkan oleh generasi milenial untuk bisa merintis bisnis properti seperti yang dia lakukan saat ini. Menurutnya, generasi milenial yang ingin memulai bisnis properti untuk menggarap pasar mini kavling siap bangun yang lebih kecil risikonya.
Dia pun membagikan 7 tahapan untuk memulai bisnis developer perumahan tersebut. Pertama, Indra menyarankan agar developer mencari lahan kosong dengan luas kurang dari 1.000 meter persegi dan status surat tanah bukan SHM.
Tahapan kedua, setting jalan dan kavling ukuran kurang dari 100 meter persegi. Selanjutnya, mencari gambar rumah yang bagus di internet sebagai referensi. Kemudian tetap harga rumah terjangkau dengan bentuk rumah bebas sesuai keinginan pembeli.
“Tahapan selanjutnya pasarkan secara massif. Jika terjual baru bangun,” papar Indra.
Terkait fasilitas permodalan perumahaan yang disediakan oleh Bank BTN, Kepala Cabang BTN Palembang, Untung Surapati menjelaskan bahwa Bank BTN sendiri memiliki tiga jenis kredit yang besarnya disesuaikan skala bisnis dari masing-masing developer.
Adapun fasilitas kredit tersebut yakni KUMKM Modal Kerja Konstruksi yang diberikan kepada pengembang untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan horizontal (rumah tinggal, ruko, rumah kantor, kios dan sejenisnya).
“Untuk KUMKM Modal Kerja Konstruksi maksimal kredit yang diberikan mencapai 80 persen dari RAB konstruksi yang akan dibangun,” jelas Untung.
Baca juga: Awas Tertipu! Ini Tips Hindari Developer Rumah Bodong
Sementara, fasilitas kredit lainnya, kata Untung, adalah Kredit Pemilikan Lahan (KPL). “Fasilitas ini diberikan Bank BTN kepada developer untuk membeli lahan yang akan dipergunakan untuk membangun rumah subsidi yang pembangunannya menggunakan fasilitas kredit konstruksi BTN,” jelasnya.
Sedangkan untuk milenial yang ingin terjun ke bisnis properti dengan memulainya dari subkontraktor, bisa memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Jadi buat generasi milenial yang ingin mewujudkan mimpi menjadi developer, Bank BTN siap memfasilitasi termasuk dengan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Developer Milenial ini,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan kontribusi market pasar properti nasional milenial saat ini mencapai sekitar 70 hingga 80 persen, trennya saat ini saat ini diperkirakan akan terus meningkat seiring semakin banyaknya generasi yang milenial.
“BTN terus aktif ikut serta melakukan pelatihan developer milenial, dan juga memberikan pendanaan pasca pelatihan dan serta memfasilitasi kolaborasikan developer milenial ini dengan developer senior agar semakin meningkat kemampuannya,” kata Hirwandi.
Dia menambahkan, secara umum pasar properti di tahun 2024 mendatang diperkirakan akan tetap bagus, seiring banyak fasilitas yang diberikan pemerintah berupa PPN 0% untuk pembelian rumah di bawah harga Rp2 miliar. Selain itu untuk yang subdisi juga ada tambahan bantuan biaya administrasi. (*)