Awas! Serangan Siber Diprediksi Marak di 2022

Awas! Serangan Siber Diprediksi Marak di 2022

Jakarta – Head of Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan digital yang pesat terutama sejak pandemi Covid-19. Organisasi mau tidak mau harus mengakselerasi adopsi teknologi dan digital agar operasional bisa tetap berjalan.

Di tahun 2022 menurut Angela, dua risiko TI utama adalah cyber risk dan data privacy risk. Kalau organisasi punya security dan proses yang memadai serta didukung personil yang paham, itu dapat mengurangi eksposur atau dampak yang dihadapi bila organisasi terkena serangan.

“Walaupun cyber insurance semakin marak, namun itu tidak dapat sepenuhnya mentransfer risiko, karena dampak dari serangan siber dan kebocoran data sangat besar terhadap reputasi dan kepercayaan organisasi, sehingga lebih penting untuk menguatkan dan terus memperbaiki proses dan memperkuat pengendalian,” jelas Angela dalam membuka webinar dengan tema 2022 Outlook: IT Risk Post – Pandemic akhir pekan lalu.

Sementara Erikman Pardamean, Senior Manager Technology Risk Consulting Practice RSM Indonesia memaparkan, dari hasil survei yang telah dilakukan RSM Indonesia ke beberapa perusahaan, diprediksi 68% perusahaan merasa akan adanya cyber-attack di tahun 2022.

Sebesar 3% malware akan menjadi potensi cyber-attack terbesar di Indonesia, yang mengakibatkan 46% akan menutup kegiatan operasional dalam organisasi dan 29% lainnya akan merasakan financial loss. Serta saat ini hanya 25 % perusahaan yang sudah menggunakan cyber insurance, 57% perusahaan tidak menggunakan cyber insurance dan 18% lainnya tidak yakin dengan penggunaan cyber insurance.

Sedangkan Ponda Hidajat, Partner Technology Risk Consulting Practice RSM Indonesia menambahkan bahwa tahun 2022 mendatang diprediksi beberapa hal ini akan menjadi ancaman dalam bidang teknologi informasi. Seperti adanya cyber vulnerability, ransomware, tata kelola data dan teknologi informasi, transformasi digital, dan lain sebagainya. Untuk itu pentingnya bagi para pemimpin organisasi untuk sadar betapa pentingnya mengelola dan menanggulangi cyber-attack di masa mendatang.

“Kita tahu bahwa sudah ada beberapa kejadian kebocoran data di Indonesia. Itulah yang membuat tingkat keamanan data digital harus ditingkatkan lagi. Beberapa langkah juga dapat diambil untuk mencegah cyber-attack. Seperti dengan melakukan update password secara berkala, atau dengan melakukan update private policy, security protocol dan terus menerus mengedukasi user mengenai berbagai model cyber-attack,” ujar Ponda dalam paparannya. (*)

Related Posts

News Update

Top News