Jakarta – Saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) terpantau menjadi saham di sektor asuransi umum yang paling sering dikoleksi oleh investor asing pada awal September 2024.
Selama periode 2-6 September 2024, investor asing tidak pernah absen memborong saham TUGU. Total akumulasi net buy asing mencapai Rp10,5 miliar, angka itu sekaligus menjadi nilai net buy asing tertinggi sejak awal April 2024.
Mengacu data Bloomberg, investor asing yang paling sering memburu saham TUGU salah satunya adalah Jom Fund Management sebagai perusahaan investasi asal Finlandia yang tercatat memiliki 18 juta saham TUGU. Sehingga, dana asing yang masuk ke saham TUGU secara total mencapai Rp8,4 miliar.
Baca juga: Tugu Insurance Bakal Spin Off Unit Usaha Syariah di 2025
Tidak hanya itu, perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS), yakni Russel Investment Group yang terpantau memiliki 4,15 juta saham TUGU per Mei 2024 dari akhir bulan sebelumnya yang sebanyak 3,71 juta saham atau mengalami peningkatan 439 ribu.
Analyst BCA Sekuritas, Ryan Santoso, dalam laporan risetnya menjabarkan bahwa TUGU memiliki beberapa keunggulan utama yang membuatnya menarik untuk menjadi saham pilihan investasi.
Katalis utama untuk saham TUGU antara lain dari sisi potensi penetrasi asuransi umum yang masih bertumbuh, kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait ketentuan modal minimum, manajemen risiko TUGU yang baik serta kemampuan perseroan untuk konsisten membagikan dividen.
“TUGU bersikap hati-hati dalam menilai dan menerima nasabah, tercermin dari rasio klaim yang lebih rendah dibandingkan dengan industri pada umumnya FY23 (full year 2023) sebesar 36 persen vs 44 persen,” ucap Ryan baru-baru ini.
Ia juga menambahkan bahwa TUGU memiliki kemampuan yang baik untuk mengidentifikasi dan memetakan risiko nasabah maupun suatu proyek yang membuatnya optimis bahwa rasio klaim perseroan dapat terjaga ke depan.
Baca juga: Saham TUGU Terus Melesat, Tembus Harga Tertinggi dalam 4 Bulan Terakhir
Dividen juga menjadi aspek yang tak luput jadi sorotan. Ryan menilai bahwa lonjakan laba bersih TUGU di tahun 2023 atas kemenangan kasus hukum dengan Citibank Hong Kong membuatnya mampu memberikan dividen jumbo dengan yield sampai 13 persen.
Di tahun ini, kinerja TUGU yang kinclong diprediksi akan berlanjut dan kemampuan TUGU dalam membagikan dividen juga masih akan terjaga. Ryan sendiri memperkirakan apabila rasio dividen dipertahankan di kisaran 40 persen dari laba maka imbal hasil dividennya dapat mencapai 6 persen.
“Inisiasi BELI saham TUGU, dengan Target Price di Rp1.600 dan yield dividen c.6 persen-menyiratkan 0,61x FY25F P/BV,” tulis Ryan dalam laporan riset terbarunya. (*)