Awal Pekan, IHSG Dibuka Menguat 0,18 Persen ke Level 7.254

Awal Pekan, IHSG Dibuka Menguat 0,18 Persen ke Level 7.254

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (15/1) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau ke level 7.254,52 atau menguat 0,18 persen dari level 7.241,13 pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 256 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 22 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp240 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 123 saham terkoreksi, sebanyak 148 saham menguat dan sebanyak 279 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: BEI Targetkan Investor Pasar Modal Syariah Tembus 1 Juta di 2024, Begini Jurusnya

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa pergerakan IHSG secara teknikal diprediksi bergerak mixed cenderung melemah terbatas dalam rentang 7.150-7.300.

Menurutnya, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil nasional pada Desember 2023 tumbuh 1,1 persen mom menjadi 85.284 unit atau turun 4,2 persen dari akumulasi di sepanjang 2023.

“Turunnya permintaan sektor otomotif di tahun 2023 sejalan dengan tingginya tingkat suku bunga dan kurangnya insentif fiskal,” imbuhnya.

Di sisi lain, selama sepekan IHSG melemah 1,49 persen, di mana terkoreksinya IHSG seiring dengan aksi profit taking pelaku pasar setelah secara weekly menguat dalam 10 minggu beruntun. Tidak hanya itu, pelaku pasar juga mencermati angka inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) yang kembali meningkat.

Baca juga: MAMI: Pemilu 2024 Bawa Dampak Positif Untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Pasar Saham RI

Sedangkan, dari Mancanegara, defisit neraca perdagangan di Inggris terkikis menjadi GBP1,41 miliar pada November 2023, lebih baik dari bulan sebelumnya sebesar GBP3,19 miliar, di mana secara bulanan, impor turun 2,3 persen, sedangkan ekspor naik tipis 0,1 persen.

Adapun dari Asia, China pada Desember 2023 kembali tercatat deflasi secara tahunan sebesar minus 0,3 persen, deflasi terjadi selama tiga bulan beruntun, namun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,5 persen. Sementara inflasi inti yang tidak mencangkup harga energi dan makanan tumbuh 0,6 persen yoy. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News