Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka naik 0,11 persen ke level 7.172,25 dari posisi 7.164,42, pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB, Senin, 6 Januari 2025.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 372,64 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 22 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp145,05 miliar.
Kemudian tercatat terdapat 86 saham terkoreksi, sebanyak 182 saham menguat dan sebanyak 271 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat, 4 Saham Berikut Dijagokan Cuan
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak menguat terbatas dalam rentang level 7.115 hingga 7.210.
“Pada perdagangan Jumat, 3 Januari, IHSG ditutup naik 0,02 persen atau plus 1,22 poin ke level 7.164. IHSG hari ini diprediksi bergerak menguat terbatas dalam range 7.115-7.210,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
Sentimen Penggerak
Ia menyebut sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain adalah gerak IHSG yang menguat terbatas pada akhir pekan. Jika diakumulasi selama sepekan 30 Desember 2024-3 Januari 2025, IHSG menguat 1,82 persen.
Baca juga: IHSG Sepekan Naik 1,82 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp12.445 Triliun
Outflow investor asing mulai terbatas sebesar Rp256,38 miliar. Lalu, rebound-nya IHSG pekan lalu juga merespons positif data ekonomi periode Desember 2024, dengan indeks PMI manufaktur kembali berada di level ekspansif sebesar 51,2 poin dan inflasi terjaga sebesar 1,57 persen yoy.
Di sisi lain, pergerakan IHSG saat ini dalam valuasi yang murah. Jika mengacu pada P/E lima tahun terakhir, P/E IHSG saat ini berada dalam standar deviasi -1, yaitu sebesar 12,7x.
Baca juga: Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya
Sementara, jika dibandingkan pergerakan bursa di Asia Tenggara selama 2024, pergerakan IHSG menempati posisi terbawah.
Indeks Wall Street Menguat
Adapun dari mancanegara, Indeks utama Wall Street kompak menguat pada akhir pekan. Indeks tersebut rebound setelah mengalami koreksi selama pekan terakhir pada 2024.
Namun, apresiasi indeks terjadi ketika imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 4,60 persen, Jumat, 3 Januari 2025.
Sementara, jumlah uang beredar dalam arti luas (M4) di Inggris pada November 2024 bergerak stagnan.
Baca juga: Rupiah Diperkirakan Masih Tertekan di Atas Rp16.000 per Dolar AS
Penyaluran kredit konsumen (kartu kredit, pinjaman pribadi dan pembiayaan kredit kendaraan) mengalami penurunan sebesar GBP 878 juta. Di sisi lain, permintaan kredit properti juga turun menjadi GBP2,47 miliar. (*)
Editor: Yulian Saputra