Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona merah ke level 7.136,10 dari posisi 7.175,81 atau merosot 0,55 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (2/6).
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan saham hari ini, sebanyak 985,10 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 55 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp1,56 triliun.
Kemudian, tercatat terdapat 130 saham terkoreksi, sebanyak 191 saham menguat dan sebanyak 280 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 7.090 hingga 7.220.
Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah, 4 Saham Ini Direkomendasikan Tetap Cuan
“Pada perdagangan kemarin, Rabu (28/5) IHSG ditutup terkoreksi 0,32 persen atau minus 23,14 poin ke level 7.175. IHSG hari ini (2/6) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.090-7.220,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 2 Juni 2025.
Ia menyebut, sentimen dari dalam negeri adalah pergerakan IHSG yang terkoreksi pada akhir perdagangan bursa di Mei 2025. Namun, jika diakumulasi performa IHSG selama Mei naik 6,04 persen melanjutkan kenaikan pada April sebesar 3,93 persen.
Lalu, investor asing tercatat inflow di pasar ekuitas domestik senilai Rp5,4 triliun sepanjang Mei 2025. Investor asing mengakumulasi saham Big Banks sejalan dengan penurunan suku bunga BI-Rate 25 bps.
Penurunan dolar AS sebesar 4,5 persen sejak awal April (28/5) dan deeskalasi tarif impor AS-Tiongkok turut berdampak positif bagi inflow di pasar ekuitas negara berkembang.
Di sisi lain, indeks PMI manufaktur domestik pada Mei 2025 di level kontraksi 47,4 setelah pada bulan sebelumnya sebesar 46,7. Aktivitas industri masih landai akibat turunya permintaan dan ekspor, serta kenaikan biaya input.
Adapun dari mancanegara, berdasarkan riset Financial Expert Ajaib Sekuritas, Indeks S&P 500 sepanjang Mei 2025 tercatatt terapresiasi 6,15 persen. Di mana pelaku pasar merespons positif trade truce antara AS-Tiongkok selama 90 hari sejak 12 Mei 2025.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Meroket, Kembali ke Level Rp1,9 Juta per Gram
Sementara, inflasi AS yang terjaga sebesar 2,3 persen yoy pada April 2025 juga membawa sentimen positif sebagai langkah The Fed selanjutnya pada FOMC 17-18 Juni.
Lebih lanjut dari Asia, indeks PMI manufaktur Tiongkok versi BPS pada Mei 2025 masih di level kontraksi 49,5, setelah bulan sebelumnya sebesar 49,0.
Pemerintah Tiongkok mendorong konsumsi domestik dengan memangkas suku bunga jangka pendek dan menengah sebesar 10 bps. Suku bunga acuan pinjaman (LPR) tenor 1 tahun dan 5 tahun masing-masing menjadi 3 persen dan 3,6 persen. (*)
Editor: Galih Pratama










