Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Jerman berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan dan dampak perubahan iklim serta krisis keanekaragaman hayati.
Salah satu langkah nyata dari kolaborasi ini adalah melalui 48 proyek yang difasilitasi oleh IKI (International Climate Initiative) Indonesia.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Vivi Yulaswati menjelaskan, kerja sama Indonesia dan Jerman sudah berlangsung lama, dengan IKI memegang peran penting dalam komitmen finansial Jerman untuk mendukung negara-negara seperti Indonesia dalam menghadapi COP16 dan COP29.
“Selain itu, program-program IKI juga sejalan bukan hanya untuk program pemerintah Indonesia saat ini namun juga program pemerintah Indonesia lima tahun ke depan yang menekankan pada membangun lingkungan yang berkelanjutan, dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana, iklim, serta guncangan besar apa pun di masa mendatang dan ketahanan iklim,” katanya, dikutip Kamis, 19 September 2024.
Baca juga : Tingkatkan Layanan Asuransi Peserta, Allianz Syariah Jalin Kerja Sama dengan TPA
Menurutnya, pemerintah Indonesia mengantisipasi kontribusi dan kemitraan lebih lanjut, khususnya dalam bidang perubahan iklim dan transisi energi, yang menjadi agenda penting di COP16 dan COP29.
Senada, Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Thomas Graf mengapresiasi langkah-langkah Indonesia dalam menangani perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
Ia menyebut, peluncuran Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP ), Aksi Iklim, serta penyelesaian Second NDC (Nationally Determined Contribution) sebagai contoh yang dapat menginspirasi negara lain.
“Mengatasi dampak perubahan iklim memerlukan upaya yang matang untuk mengambil dan memulihkan keanekaragaman hayati sementara transisi energi harus selaras dengan tujuan percakapan untuk memastikan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Baca juga : Pertagas Niaga dan Reethau Group Teken Kerja Sama Regasifikasi LNG
Thomas juga menekankan kolaborasi yang sudah dilakukan kedua negara krusial untuk penanganan baik krisis iklim maupun keanekaragaman hayati.
“Kolaborasi yang sudah dilakukan mencakup berbagai sektor, mulai dari transisi energi berkeadilan dan kemitraannya (JETP). Dan ini untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dan menjaga keanekaragaman hayati,” terangnya.
Ia menambahkan, berbagai upaya kerja sama ini harus dilakukan terus menerus untuk bisa menciptakan harmoni pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.
IKI merupakan bagian penting dari komitmen pembiayaan iklim internasional pemerintah Jerman sejak 2008. Sejak 2008, IKI telah menjalankan 134 projek bilateral, regional dan global.
Di Indonesia, IKI diimplementasikan oleh GIZ Indonesia dan ASEAN melalui proyek Climate and Biodiversity Hub Indonesia, dengan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK), bekerja sama dengan dua mitra utama dari pemerintah Indonesia, yaitu Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (*)
Editor : Galih Pratama